Jumat, 08 Januari 2016

SHE IS MY ANGEL/ Chap 1//akkinda Story Line> FANFICTION IS MY MEMORY

Title: She Is My Angel (chapter 1)
Author: akkinda
Genre: Romance, Friendship, Sad
Rate: NC 7
Leght: Chapter
Cast:      Jung Nana
Jung Chanwoo
And other cast




Upacara kematian tuan Jung appa Nana berlangsung syahdu dan sangat memilukan. Semua orang menangis melepas kepergiannya. Nana menatap wajah orang orang yang berada di sekelilingnya. Jung Mina eommanya meratapi makam suaminya. Sedangkan kakaknya Shinwoo menunduk dan meneteskan airmata kesedihan. Nana mengatupkan jarinya dan berdoa dalam hati, sesekali melirik cemas ke makam Appanya.

“Yeobo-ah, tunggu aku. Kita akan bertemu lagi di alam sana” lirih Mina
“Eomma, aku tidak mau kau pergi. Hatiku sudah terasa pilu dengan kepergian Appa” sambung Nana dengan mata yang berkaca kaca
Ketika satu per satu dari para pelayat itu mulai bubar, Nana maju dan memegang batu nisan didepannya dan mengucapkan beberapa kalimat perpisahan untuk Appanya.

-----00-----


Hujan turun deras di kota Seoul. Nana yang sebelumnya telah membeli beberapa cemilan dari supermarket didekat rumahnya berlari kecil untuk menghindari tetesan air itu sampai akhirnya ia sampai di depan rumah, tepatnya di teras depan rumah. Tangannya mengacak rambutnya sendiri yang sudah sedikit basah, tiba tiba ia mengernyitkan dahinya. Menatap seorang namja disebrang sana yang sedang berteduh menunggu hujan reda, namja itu melipat tangannya yang menandakan ia sedang kedinginan. Nana melihat dengan seksama wajah namja itu sampai ia mengenalinya. Jung Chanwoo. Teman sekelasnya. Hatinya ingin sekali memberikan sebuah payung dan jaket kepadannya. Tanpa pikir panjang lagi ia masuk ke dalam rumah mencari cari sebuah payung dan jaket lalu kembali keluar untuk memberikannya kepada Chanwoo.

“Nana-ah” panggil Chanwoo saat melihat Nana berjalan mendekatinya
Nana menundukan wajahnya, ia tahu diri, siapa dirinya dan siapa Chanwoo. Ia adalah anak orang terpandang di Seoul dan salah satu namja yang paling disukai oleh yeoja di sekolahnya. Nana tidak berani menatap sorotan mata Chanwoo yang bisa membuatnya gila.
“Aku hanya ingin memberikan ini untukmu” Nana masih menunduk dan mengulurkan tangannya memberikan sebuah payung dan jaket kepada Chanwoo
“Gomawo” “Aku akan mengembalikannya lain kali”
Tidak ada balasan dari Nana. Setelah memberikan sebuah payung dan jaket itu ia bergegas kembali ke rumahnya. Tapi baru beberapa langkah Nana berjalan Chanwoo menarik tangannya.
“Gomawo” ucap Chanwoo lagi
“Cheonma. Lepaskan tanganku, aku hanya ingin memberikan itu untukmu, tidak tebih. Aku takut kalau Appamu melihatku”
“Appaku tidak disini” kata Chanwoo tapi terlambat Nana sudah meninggalkannya



Sebuah mobil ferari hitam behentu tepat di depan gerbang Seoul Of Perfoming Art High School. Paman Johyuk seorang penjaga sekolah itu sesaat bangkit dari tempat jaganya untuk melihat ke arah gerbang dan mendapati mobil hitam itu. Johyuk tahu siapa yang berada didalamnya. Tentu saja Jung Chanwoo. Siapa lagi yang biasa diantar dengan mobil semewah itu oleh Appanya yang merupakan pengusaha kaya di seluruh Korea Selatan ini. Kaca mobil itu terbuka. Paman Johyuk segera tersenyum menyapa Appa Chanwoo yang sedang menatapnya.

Tas ransel hitam melekat di bahu Chanwoo. Ia berjalan dengan santai melewati gerbang. Jung Nana yang berada diluar gerbang diam mematung dan melihat Chanwoo dari kejauhan. Ia tahu kalau ada Appanya disini dan tidak ada seorangpun yeoja yang berani mendekati Chanwoo kecuali yeoja itu seorang anak pengusaha besar.
Semua murid di Seoul Of Perfoming Art High School segera berbaris rapi di halaman sekolah setelah mendengar ada pengumuman jika pagi ini akan dipilih The Prince dan The Princes sebuah ajang yang dibuat oleh para murid yang merupakan pemilihan siswa paling berpengaruh di satu sekolah. Guru Yoonhe membacakan beberapa nama yang sudah ia pilih dan dalam salah satu nama itu ada Jung Chanwoo. Para gadis mulai bergerumuh menggosipi calon The Prince dan The Princes sampai akhirnya Yoonhe seongsaenim menyebutkan jika The Prince kali ini adalah Jung Chanwoo sedangkan The Princes yaitu Shin Raena yang juga merupakan puteri dari seorang pengusaha. Beberapa siswa bertepuk tangan tapi ada juga yang kecewa dengan hal ini.

“Chukae Chanwoo-ah” Donghyuk yang merupakan sahabat Chanwoo memberinya selamat
“Kau terpilih untuk yang kedua kalinya” sambung Junhoe
“Aigo apakah kali ini Chanwoo akan mencium Raena?” seorang yeoja berguman
“Yak! Tunggu apa lagi? Cium dia sekarang” Junhoe menepuk punggung Chanwoo


Shin Raena hanya tersenyum genit menunggu Chanwoo menciumnya. Sedangkan semua siswa histeris dengan moment ini karena Chanwoo adalah namja yang banyak disukai para gadis. Chanwoo berjalan mendekati Raena dan segera menciumnya dengan perasaan biasa saja. Bahkan Chanwoo enggan untuk mencium yeoja yang tidak ia cintai. Raena menutup matanya menikmati sensasi lembut di bibirnya, Chanwoo kemudian menghentikannya setelah melihat Nana tak jauh darinya membuang muka dam pergi.
“Dia kenapa?” batinnya. Chanwoo melangkahkan kakinya untuk menghampiri Nana tapi ia segera dikerumuni para yeoja yang akan memberinya selamat.



"Yaaa.....lepaskan aku, apo .Kumohon" ucap Nana seraya menahan ngilu pada pundaknya.Tetapi Kim Jiwon atau kerap dipanggil Bobby itu tak memperdulikannya.
"YAK!! BABOYA!" pekik Nana memukul punggung Bobby membuat lelaki itu mendadak menghentikan aksinya menggenggam pundak Nana. Nana menatap Bobby penuh 
amarah,terlebih lagi keluarga Bobbylah yang menyebabkan ayahnya meninggal.
"Kau tidak dengar aku berbicara?! Sudah kubilang pundaku sakit kenapa kau tidak mendengarkanku!! Apa kau juga belum puas telah membunuh ayahku”
Karena bosan mendengar ocehan Nana ,langsung saja Bobby menggendong Nana ala bridal style menuju kelasnya yang masih sepi karena para murid masih berada di halaman sekolah.
"Yak?! Apa yang kau lakukan?!"
"Jangan banyak bertanya dan diamlah" Bobby mendudukan Nana di meja dan segera menutup rapat pintu, tapi ia tidak menguncinya
“Apa yang mereka lakukan?” Chanwoo berguman saat melihat Bobby dan Nana masuk ke dalam ruang kelas itu dan menutupnya. Ia berjalan dengan sangat hati hati dan lalu menempelkan telinganya ke pintu. Ya, dia mengupingnya


“Aku akan terus menyiksamu sampai kau mau menyerahkan tubuhmu padaku!”
Plakk. Sebuah tamparan yang cukup keras mendarat di pipi kanan Bobby.
“Ah kau ini” Bobby mengusap pipinya yang terlihat memerah karena tamparan itu.
Suara murid yang mendekati ruang kelas menghentikan aktivitas Chanwoo yang sedang menguping dan Nana segera turun dari meja dan bersikap seolah olah tidak terjadi masalah. Nana menarik sebuah kursi yang berada di dekat jendela yang  merupakan bangkunya dan segera mendudukinya.
“Nana-ah kenapa kau kembali sebelum acara selesai?” cloteh Seulgi teman sebangku Nana yang langsung duduk disamping Nana
“Ahh.. aku hanya sedikit lelah” “Bangunkan aku jika seongsaenim sudah masuk” ucapnya yang langsung melipat tangannya diatas meja dan menenggelamkan wajahnya disana.




Chanwoo menarik nafasnya sejenak dan berbalik badan. Matanya membulat saat melihaada namja disampinnya. Chanwoo mendongakan kepalanya untuk melihat wajah namja di hadapanya.sampingnya wajahnya langsung terasa gugup karena rencananya diketahui orang lain dan rasa salah tingkah mulai mendominasi Chanwoo

"Apa yang kau lakukan di depan loker.. Donghyuk melirik ke nama yang berada di loker itu
“Apa yang kau lakukan di depan loker milik Jung Nana?? Dan bingkisan apa ini?” tanya Donghyuk. Chanwoo menelan ludahnya sesaat dan berpikir keras untuk mencari alasan.
A.. aku hanya ingin memberikan sedikit hadiah untuk yeoja pemilik loker ini, dia telah meminjamiku payung waktu lalu tapi aku belum mengembalikannyaChanwoo berdecak lalu menghela nafas.
Benarkah?” Donghyuk mengernyitkan alisnya dan hendak membuka bingkisan yang Chanwoo bawa
“Apa isinya?’’ sambung Donghyuk
“Ini bukan apa apa” Chanwoo menepis tangan Donghyuk dan menaruh bingkisan itu didalam loker Nana.
“Ah aku lapar. Donghyuk-ah temani aku ke kantin” Chanwoo merangkul Donghyuk dan berjalan menuju kantin. Bobby yang awalnya akan ke ruangan Lab komputer berhenti dan sedari tadi melihat Chanwoo dan Donghyuk berada di depan loker Nana segera memeriksa lokernya. Melihat ada sebuah bingkisan terbungkus rapi Bobby langsung membukannya dan menemukan sebuah cokelat dan beberapa tulisan.

Terimakasih untuk jaket dan payungnya. Aku akan segera mengembalikannya. Aku ingin kau pulang bersamaku

Setelah membaca kalimat itu Bobby langsung mengambil cokelatnya dan menghapus beberapa kalimat yang menjadi
Aku ingin kau pulang bersamaku. Bobby


Tak lama setelah itu Nana berjalan melewati beberapa anak tangga di koridor sekolah. Kaki jenjangnya berjalan menuju arah lokernya. Dan benar saja, sekarang ia berdiri tepat di depan loker miliknya. Krekk! Tangannya membuka loker itu. Matanya membulat setelah menemukan sebuah bingkisan didalamnya.
Apa ini?” Jari telunjuk Nana langsung menunjuk ke sebuah bingkisan yang ada dalam loker miliknya lalu membukanya. Dan menemukan sebuah surat yang berisi
Aku ingin kau pulang bersamaku. Bobby
“Namja gila!!” batinnya kemudian meremas kertas itu lalu melemparnya sampai masuk ke sebuah tempat sampah. Nana menutup lokernya dan kembali ke kelas.

Bel tanda pulang sekolah berbunyi. Nana segera membereskan bukunya. Ingatanya langsung tertuju pada sebuah surat yang ia temukan di lokernya.
“Bobby pasti akan mencariku” batinya
Dengan cepat Nana segera keluar dari kelasnya. Ia pulang dengan sembunyi sembunyi agar tidak bertemu dengan Bobby.
“Haii!!” Bobby menepuk punggung Nana dari belakang sontak Nana kaget dan membalikan badanya
“Yak! Pabbo” ucapnya
“Aigo kenapa aku harus bertemu namja gila ini” batin Nana
Sementara disebrang jalan terluhat Chanwoo sedang berdiri mematung. Ia terus memperhatikan Nana dan Bobby. Berpikir kalau rencananya akan pulang dengan Nana sudah hancur, lagipula Chanwoo juga tidak melihat Nana memakan cokelat yang ia berikan.
“Apa dia membenciku?” Chanwoo menepuk nepuk dadanya dengan tanganya


‘Hening’
Selama perjalanan tidak ada yang memulai pembicaraan antara Nana dan Bobby. Rasa gelisah muncul dalam benak Nana, ia mulai berpikir mencari alasan agar Bobby tidak mengikutinya lagi. Nana mempercepat langkah kakinya menuju sebuah halte bus yang tak jauh darinya.
“Kenapa kau berhenti disini?”  cletuk Bobby
“Kau,, Kau pulanglah. Aku akan ke makam ayahku. Ke makam orang yang telah kau bunuh” ucap Nana dengan nada dan tatapan yang cukup sinis
“Ah baiklah, aku juga tidak mau pergi ke makam orang yang telah kubunuh sendiri bisa bisa arwahnya mengikutiku” Bobby begidik ngeri
“Dasar penakut. Geumanhae, aku tidak mau melihat wajahmu lagi” usir Nana


Sebuah mobil ferari hitam melintas melewati halte tempat Nana menunggu bus. Ya! Mobil itu tak lain adalah milik Presdir Jung Appa Chanwoo yang didalamnya terdapat Chanwoo dan Appanya. Mata Chanwoo terus menatap tajam ke tepi jalan. Sebuah senyuman simpul ia perlihatkan setelah melihat Nana berada di halte.
“Kenapa dia disana?” batinya. Chanwoo terus melihat Nana dari dalam mobil sampai Appanya merasakan keanehan dan mencurigai Chanwoo
“Siapa yang kau lihat Chanwoo-ah” Presdir Jung  menatap Chanwoo dari kaca mobil
“Ahh tidak. A-aku tidak melihat siapa siapa” ucap Chanwoo dengan gugup

-------------00-----------

Jung Nana mulai menggoreskan lap pel yang ia genggam ke lantai. Pengunjung di cafe ini lumayan banyak sore ini dan itu membuat Nana sedikit menguras tenaganya. Keringat sudah mulai menetes dari pelipisnya dan segera ia hapus dengan tanganya yang putih. Pekerja paruh waktu. Ya! Itulah Nana sekarang, ia tidak rela jika eommanya harus membiayainya sekolah sampai lulus. Belum lagi kakaknya yang membutuhkan banyak biaya untuk kuliahnya.
“Nana-ah tempat ini akan disewa untuk acara keluarga sekitar 10 menit lagi. Kau harus benar benar membersihkanya” ucap Park Sam yang merupakan pemilik cafe ini sekaligus bos Nana
“Ne”
Cklek’ sebuah suara pintu kaca terbuka menghentikan aktivitas Nana mengepel lantai cafe itu, ia segera menoleh ke sumber suara dan melihat sosok lelaki paruh baya dan seorang namja. Namja itu adalah Jung Chanwoo bersama Appanya. Nana membelakak. Jadi yang menyewa cafe ini adalah keluarga Chanwoo


TBC~~




DON’T SILENT RIDERS,, Wajib komen walaupun hanya: bagus, next. Itupun bisa bikin author semangat nulis FF lagi.. komen jusseo

THIS IS LOVE//akkinda Story Line> FANFICTION IS MY MEMORY

Title: THIS IS LOVE
Author: akkinda
Ratting: PG (gak tau berapa)
Genre: Romance, School life, friendship, sad
Leght: Oneshoot
Main Cast:  Kim Taehyung a.k.a V BTS
                                Eun Hana (oc)
                                Park Jimin a.k.a Jimin BTS
                                And other cast



Warning!!!! Typo gentayangan loh

HAPPY READING

#Graduation song V and Jimin#
‘’Ige keutiraneunke simkamnaji anhat heunde ondong nereul nubinke onjeilman katattneunde na maeil bameul kkobak saege danineuro yok bwattji dehwihan damen keujeodo keoui motkaji jolebeul hago sigani kado uril jeoldae ijima sgani kado yeongwonhi kieokhe’’


Seorang namja bernama Kim Taehyung yang memiliki suara cukup bagus itu masih duduk di bangku kosong tepatnya ia sekarang berada di namsan tower. Keindahan malam hari dibawah langit Seoul menemaninya sejak sekiter 30 menit yang lalu, tanganya masih sibuk memetik gitar yang ia bawa dari rumah.

Disisi lain, Eun Hana tengah berjalan di sekitar namsan tower juga, ia menghentikan langkah kakinya secara tiba tiba karena suara Taehyung yang terdengar ditelinganya. Hana berjalan mendekati asal suara bagus itu dan menemukan namja yang ia cari.

‘’Suaramu cukup bagus’’ ucapnya dan dengan cepat Taehyung membalikan badanya dan mendapati sososk yeoja
‘’Gomawo. Siapa kau?’’ tanyanya
‘’Sebelumnya apakah aku boleh duduk disampingmu?’’ Hana menunjuk ke sebelah Taehyung
‘’Ne’’
Setelah mendapat ijin dari namja didepanya Hana Langsung duduk disampingnya

‘’Namaku Eun Hana’’ Hana mengulurkan tanganya kepada Taehyung, tak lama setelah itu Taehyung membalas uluran tanganya
‘’Kim Taehyung imnida’’
‘’Eumm.. apa kau yang membuat lagu tadi?’’
‘’Ne’’ Taehyung memberikan selembar kertas yang berisi lirik lagu itu
‘’Mau menyenyikanya denganku?’’ ajak Taehyung dan dibalas dengan sebuah anggukan oleh Hana. Mereka berdua akhirnya tenggelam dalam lagu itu.

*Author pov end*
*Eun Hana pov*

‘tap tap tap’

Dengan cepat kulangkahkan kakiku dikoridor sekolah karena ini sudah pukul 08;00. Tampak di koridor sekolah pun sudah sangat sepi tidak seperti biasanya ada banyak yeoja disini yang berkerumun dan membicarakan suatu hal. Akhirnya! Sampai di kelasku, kubuka pintu kelasku dengan sangat pelan, semua murid termasuk Moon seongsaenim menatap tajam ke arahku. Aku hanya bisa menundukan kepalaku.


‘’Eun Hana, kau  terlambat lagi! Sekarang kau tidak dapat materi  pelajaran hari ini, cepat pergi ke perpustakaan sekarang’’ seongsaenim membentaku, niatku untuk masuk ke kelasku kuundurkan. Aku segera berbalik badan dan berjalan menuju perpustakaan. Dan menghempaskan tubuhku di kursi perpustakaan.
BRUK

Aku segera menoleh ke sumber suara itu. Seorang namja yang membawa setumpukan buku, aku menatap heran ke namja itu.

‘’Taehyung sunbae!’’ ucapku kaget karena namja yang membawa buku ini ternyata Kim Taehyung.
‘’Ne’’ ‘’Bukankah kau sedang dihukum? Sunbae juga mendapat hukuman. Sekarang kepala sekolah meminta kita untuk mengerjakan semua tugas tugas yang ada di buku ini’’ jelasnya
‘’Mwo! Sebanyak ini’’ keluhku, aku mulai mengambil buku yang paling atas dan membuka satu per satu halamannya


TOKKK...TOKK... (anggap aja suara pintu)


‘’Annyeong Taehyung-ah’’

Sebuah suara kecil menghentikan aktifitas kami, aku segera menoleh ke seseorang itu

‘’Jimin, kenapa kau disini?’’ Taehyung menoleh
‘’Aigo, aku juga dihukum karena tidak membawa buku sejarah’’ ‘’Siapa yeoja ini?’’ tanyanya
‘’Dia Eun Hana, hobae kita’’
‘’Park Jimin imnida’’ Jimin sunbae mengulurkan tanganya kepadaku dan tersenyum menunjukan eyesmilenya
‘’Eun Hana imnida’’ aku membalas uluran tanganya

*Eun Hana pov end*
*Author pov*

‘’Eun Hana imnida’’ Hana membalas uluran tangan Jimin lalu kembali fokus ke bukunya. Tidak hanya Taehyung dan Hana yang fokus dengan bukunya, Jimin juga ikut mengambil salah satu dari setumpukan buku itu dan membuka lembar demi lembar halamanya, sesekali mata Jimin bergerak ke arah Hana tanpa sepengetahuan Eun Hana

‘’Apa aku menyukainya’’ pikir Jimin


Tak lama kemudian sebuah darah segar keluar dari hidung Eun Hana, Jimin yang melihat hal itu langsung terpenjat
‘’Eun Hana, gwaenchanayo?’’ Tanya Jimin.
‘’Gwaenchana’’ Hana mengelap darah yang masih keluar lewat hidungnya, ia merasakan hal aneh pada dirinya. Seperti ada yang menusuk pada tulang tulang yang masih tersusun rapi di tubuh Hana sebelum akhirnya ia pingsan tak sadarkan diri
‘’Hana!!’’ Taehyung menjatuhkan buku yang ia baca dan mendekati Hana
‘’Aku akan membawanya ke UKS’’ cletuk Jimin yang sudah tau Taehyung akan menggendong Hana langsung menghentikanya
‘’Ne’’


Eun Hana masih menutup rapat matanya, ia masih belum sadar. Park Jimin dan Kim Taehyung juga masih setia menunggunya di ruang UKS, mereka berdua duduk di kursi yang sudah disediakan.

‘’Hyung,, kau tetap disini, aku akan pergi ke toilet sebentar’’ Taehyung bangkit dan beranjak ke toilet
‘’Ne’’
Jimin menatap lekat lekat yeoja didepanya, jantungnya berdegup kencang. Ia mendekatkan wajahnya ke wajah Hana

‘’Sungguh manis’’ gumanya
Jimin menggigit bibir bawahnya mencoba menahan nafsu yang muncul pada dirinya

‘’Eughhh... Kim Taehyung’’ lirihan kecil muncul di bibir Eun Hana, dengan cepat Jimin menjauhkan wajahnya
‘’Mwo! Kim Taehyung!! Upss’’ Jimin menutup mulutnya dengan tanganya. Terlambat! Eun Hana sudah membuka matanya sedikit dan memutar bola matanya seolah olah mencari seseorang
‘’Dimana Taehyung?’’ lirihnya
‘’Hana-ah, kenapa kau mencari Taehyung’’ pikir Jimin
‘’Dia di toilet’’
Senyuman yang sempat Eun Hana pancarkan tiba tiba menghilang, ia kembali dengan wajah yang murung

------------------------------00---------------------------


Bel tanda istirahat berbunyi, Eun Hana berjalan menuju atap sekolah, tempat yang sangat ia sukai. Disana ada ia bisa menghirup udara segat dan melihat pemandangan kota Seoul di siang hari. Tunggu! Ia tidak sendirian, Park Jimin sunbaenya diam diam mengikuti Eun Hana sampai ke atap sekolah, Jimin menatap leka lekat yeoja didepanya yang sedang merenggangkan tanganya menikmati hembusan angin sambil memejamkan matanya.

‘’Kau suka disini?’’
Eun Hana terpenjat, ia membalikan badanya dan mendapati Jimin sudah berada  tepat dibelakangnya
‘’Apa yang kau lakukan disini sunbae? Apa kau mengikutiku?’’ Hana mengernyitkan alisnya
‘’Aku mengikutimu’’ ‘’Ada yang harus kita bicarakan’’
‘’Mwo?’’
‘’Saranghae?’’ ucap Jimin pelan, ia menatap Hana seolah olah memohon jawaban tapi tak lama kemudian Eun Hana membuang tatapanya
‘’Mian, sunbae.. Aku tidak bisa’’
‘’Apa ini karena Taehyung?’’ Jimin mengernyikan dahinya
‘’Mianhae sunbae’’ hanya itu yang diucapkan Hana, ia berjalan dengan langkah lebar meninggalkan Jimin yang pertahanan kakinya sudah runtuh



Eun Hana masih menenggelamkan wajahnya dibalik tanganya yang sekarang ia lipat di atas meja, Hana masih terisak dengan ucapan Jimin tadi ia sama sekali tidak menyangka kalau Jimin sunbae menyukainya sedangkan ia menyukai Kim Taehyung
‘’Mianhae Jimin sunbae’’ isaknya

Kringggggg..............

Jam istirahat di Seoul International High School berakhir, Jimin yang masih berada di atap sekolah sejak tadi mendengar bunyi bel itu segera beranjak ke kelasnya. Ia berjalan dengan langkah yang terhuyung huyung dan menghempaskan kesebuah kursi.

Tap’tap

Suara langkah kaki itu berhenti di samping Jimin, Kim Taehyung namanya. Ia juga ikut menghempaskan tubuhnya di samping Jimin

‘’Kau terlihat murung Jimin-ah’’ Taehyung memulai pembicaraan, ia merasa heran dengan sahabatnya yang sudah berubah sejak istirahat tadi
‘’..’’
Jimin masih terdiam tak berkutip sedikitpun, ia bahkan tidak memberikan pandanganya ke Taehyung
‘’Apa yang terjadi padamu Jimin-ah’’

PUKK’ Taehyung menepuk pundak Jimin pelan
‘’Yak!, kau ini’’  ‘’Aku yakin, Eun Hana menyukaimu’’ cletuk Jimin
‘’Kau ini bicara apa?’’
‘’Aku mengetahui yang sebenarnya, dia memang menyukaimu dengan tulus. Sungguh’’ Jimin mencoba meyakinkan Taehyung

Kim Taehyung mencoba mencerna kata kata yang baru dikatakan Jimin di dalam otaknya
‘’Apa benar? Aku juga menyukaimu Eun Hana’’ batin Taehyung
‘’Geumanhae’’

--------------------------------00--------------------------------


 Eun Hana masih memusatkan pandanganya ke buku buku yang tersusun rapi di rak buku, toko buku ini memang tempat Eun Hana untuk menambah koleksi bukunya yang tak lain adalah novel dan komik. Bola matanya terus memperhatikan dengan teliti buku yang ada didepanya.


‘’Eotokhe? Kau sudah menemukan bukunya’’ cletuk yeoja memecahkan keheningan yang berumur lebih tua darinya, ia Eun Minri satu satunya kakak perempuan yang ia miliki sekaligus keluarga yang Eun Hana miliki karena kedua orang tuanya sudah meninggal sejak seitar 5 tahun lalu.
‘’Entahlah aku masih bingung. Bagaimana deganmu eonni?’’
‘’Aku hanya melihat lihat saja’’

Eun Hana terus memindai mindai setiap buku yang ada. Bola matanya berbinar pada sebuah novel berjudul  HURT, Tanganya beralih mengambil novel itu, dan pada saat yang bersamaan seseorang juga mengambil Novel itu. Sontak Hana langsung melepaskan tanganya pada novel itu

‘’Mianhae’’

‘’Hey.. Hana’’ timpal orang itu
‘’Ne, Taehyung kau disini juga’’
‘’Aku memang sering datang kesini’’ singkatnya
‘’Siapa namja ini?’’ Eun Minri mendekat dan berdiri disamping Hana, ia mengernyitkan dahinya
‘’oh, Kim Taehyung imnida’’ Taehyung memperkenalkan dirinya sambil membungkuk 90` ke Eun Minri
‘’Taehyung..’’ ‘’Aku Eun Minri kakak Hana’’
‘’Ne’’ ‘’Eun Hana-ah, bagaimana kalau kita yang membeli buku ini’’ Taehyung menunjukan buku yang tadi sempat dipilih Hana yang berjudul Hurt
‘’Arrachi, masing masing membayar 10.000 won lagipula harga buku ini 20.000 won’’
‘’Ne’’ Taehyung akhirnya menyetujui saran Hana

‘’Hana-ah aku lupa kalau hari ini aku akan bertemu temanku di Gangnam’’ ucap Eun Minri tiba tiba
‘’Noona pergilah, aku akan mengajak Eun Hana jalan jalan’’
‘’Gomawo, Taehyung-ah jaga adikku ne’’
Tak lama setelah itu Eun Minri pergi meninggalkan Taehyung dan Hana yang masih berdiri di toko buku

‘’Kau akan mengajaku kemana?’’ Hana mendogak karena tubuh Taehyung yang cukup tinggi
Taehyung tak menjawab pertanyaan Eun Hana, dia hanya menunjukan smirk andalanya dan mendorong Eun Hana untuk masuk ke mobilnya.
‘’Geumanhae, aku hanya ingin makan tteokboki’’


Sedari tadi aku meminum Bubble Tea yang berada di depanku tama berselera sama sekali, namja didepanku masih melahap tteokboki yang sudah dipesanya tadi. Taehyung menoleh kearahku, aku membalas pandanganya, ia tersenyum menunjukan deretan gigi putihnya.

‘’Kau benar benar tidak lapar?’’ tanyanya
‘’Ani’’
‘’Bukankah kau besok harus berangkat lebih awal ke sekolah Moon seongsaenim memberikan jam tambahan’’ Taehyung menghentikan aktifitasnya mengunyah tteokboki yang berada di mulutnya
‘’Darimana kau tau?’’ Eun Hana menatap heran ke arah Kim Taehyung
‘’Itu tidak penting. Yang penting kau harus berangkat awal, apa kau sanggup?’’ Kim Taehyung mengembungkan pipinya
‘’Mollayo. Setiap hari saja aku selalu terlambat masuk’’
‘’Arraseo. Aku akan membuatmu bangun lebih awal dengan caraku sendiri’’
Taehyung melanjutkan kunyahanya dan tersenyum penuh rencana untuk pagi besok


05:00 KST
Ge..Gee... Gwiyomi...Gwiyomiii.... (anggap aja suara panggilan masuk, author bingung) Ponsel Hana masih berdering sejak tadi,, Eun Hana juga masih memejamkan matanya tak lama setelah itu ia mencoba bangun. Mengerjapkan matanya sebentar dan meraih ponsel yang berada disampingnya. Dilayar ponselnya tertera nama Kim Taehyung, Ya! Kim Taehyung namja iu menelfonya dipagi buta ini.

‘’Yeoboseo...’’ ucap hana

’’Ige keutiraneunke simkamnaji anhat heunde ondong nereul nubinke onjeilman katattneunde na maeil bameul kkobak saege danineuro yok bwattji dehwihan damen keujeodo keoui motkaji jolebeul hago sigani kado uril jeoldae ijima sgani kado yeongwonhi kieokhe’’

Taehyung mulai bernyanyi mengeluarkan suara emasnya, dengan cepat Hana membuka matanya lebar lebar

‘’Omo..’’ ‘’Taehyung!’
‘’Ne, aku sudah berhasil membangunkanmu bukan.. cepatlah mandi, aku ingin berangkat bersamamu’’ jelasnya

Tap’tap’tap’tap
Eun Hana mulai menuruni tangga dirumahnya, ia membulatkan matanya seketika melihat Taehyung sudah berada di ruang tamu bersama Ein Minri
‘’Mwo! Pagi sekali kau datang taehyung-ah’’
Kim Taehyung hanya memberikan smirk andalanya


‘’Taehyung-ah bukankah kau menyukai adikku?’’ Tanya Eun Minri
‘’ah.. ah itu. Kenapa noona menanyakanya?’’ jawab Taehyung gugup
‘’Aniya kenapa kau tidak menyatakan perasaanmu saja’’ ‘’Dia juga menyukaimu’’ Eun Minri berlalu sambil mengatakan kalimat itu dengan nada yang terdengar seperti bisikan

----------------------------------------00----------------------------------------------


Siang itu Eun Hana masih menggoreskan pensinya di selembar buku gambar, Jeon seongsaenim seorang guru pelajaran Seni lukis masih berjalan mengelilingi murid sambil mengecek lukisan mereka.
Tiba tiba setetes darah segar menetes di  buku gambar yang sedang Eun Hana gunakan, Eun Hana terkejut dan segera beranjak ke toilet untuk membersihkan darah yang masih keluar dari hidungnya itu. Tisu putih yang Hana gunakan sekarang berubah berwarna merah lalu tisu itu ia masukan ke tempat sampah.

‘’Apa yang terjadi dengan diriku?’’ pikirnya

Kringgg.... bel tanda istirahat telah berbunyi, Eun Hana tidak kembali ke kelasnya. Toh sekarang Jeon seongsaenim sudah pergi dan meninggalkan lukisanya yang sudah tertetesi darah. Eun Hana akhirnya melangkah ke atap sekolah, tempat kesukaannya. Ia mulai melewati koridor sekolah dan menaiki beberapa tangga dan akhirnya sampai di atap.

‘’Kau disini’’ tak lama kemudian sebuah suara terdengar dari arah belakang Hana, dan itu membuat Hana terkejut dan menoleh ke belakang
‘’Taehyung. Wae?’’
‘’Aku hanya mencarimu’’ Taehyung menatap ke wajah Hana dengan teliti dan menemukan setitik darah keluar dari hidung Hana. Ya, darah itu keluar lagi. Taehyung mengulurkan tanganya dan membersihkan darah itu

‘’Kau tidak apa apa?’’
‘’Ne’’ singkat Eun Hana ‘’Kenapa kau begitu perhatian denganku? Bukankah kita hanya berteman’’
‘’Eun Hana-ah bolehkan aku mengatakan hal yang bodoh. Aku melakukanya karena aku menyukaimu, saranghae’’
‘’Taehyung-ah,, paboya aku akan mengatakan hal yang lebih bodoh lagi’’ ‘’Nado saranghae Kim Taehyung’’


Kim Taehyung mendekatkan tubuhnya dan mulai mendekap Eun Hana, perlahan dekapanya semakin erat. Eun Hana merasakan hangat dan bahagia..

Kebahagiaan itu hanya dapat Eun Hana rasakan beberapa menit, kini tubuhnya mulai merasakan sakit bahkan amat sangat sakit seperti ditusuk ribuan jarum. Kepalanya pun sudah pusing, pandangan matanya sekarang sudah mulai kabur sampai akhirnya ia jatuh dan tak sadarkan diri.


‘’Hana-ah ireona,, apa aku menyakitimu?’’  Kim Taehyung menggoncangkan tubuh Hana pelan dan menggenggam tanganya.

Ini sudah kedua kalinya terjadi pada Eun Hana, ia pingsan setelah mengeluarkan darah dari hidungnya. Tanpa pikir panjang Kim Taehyung segera membawa ke rumah sakit

#SEOUL INTERNATIONAL HOSPITAL

Eun Hana masih terbaring lemas di ranjang rumah sakit, beberapa selang yang tersambung ke tubuhnya masih melekat ditemani alat alat medis rumah sakit yang cukup canggih. Kim Taehyung juga masih menunggu yeojachingunya itu sambil duduk di kursi sebelah Ranjang dan menggenggap erat tangan Hana yang terasa dingin.

‘Cklek’

‘’Bagaimana keadaanya?’’ Eun Minri yang sudah diketahui namanya itu membuka pintu dan berjalan mendekati Eun Hana adiknya yang masih memejamkan matanya dari tadi
‘’Dia masih belum sadar, hasil Lab nya juga belum dokter berikan’’
‘’Hana-ah aku harap kau segera sadar’’ Minri mengusap rambut Hana dengan pelan.

20:00 KSTSuara monitor dalam ruangan itu masih terdengar jelas, Eun Hana masih menutup rapat matanya. Ia masih belum sadar juga
‘’Taehyung-ah lebih baik kau pulang dulu, pasti eomamu mencarimu’’ Eun Minri memulai percakapaan dan memecah keheningan
‘’Tapi bagaimana dengan Hana?’’
‘’Aku akan menjaganya. Kau boleh datang lagi besok pagi’’ Jelas Minri
‘’Arraseo’’ Kim Taehyung akhirnya berlalu meninggalkan Rumah Sakit.



Seoul yang cerah, Minri masih berada di rumah sakit menunggu adiknya sadar. Sesekali ia melihat kesebuah jam yang melingkar di tangan kirinya,jarum jamnya sudah menunjukan 07;00 KST namun Kim Taehyung juga belum terlihat berada di rumah sakit itu.
‘’Eughhh’’ sebuah leguhan kecil terdengar di telinga Minri, Minri menoleh ke arah Eun Hana yang sedang membuka matanya dengan perlahan
‘’Kau sudah sadar’’ tanya Eun Minri pelan
‘’Ne, dimana Taehyung’’ Eun Hana memutar bola matanya mencari sosok namja yang ia cari, Kim Taehyung. Namun Hana tak melihatnya.
‘’Semalam ia pulang. Ia terlihat sangat lelah jadi aku menyuruhnya untuk pulang. Keundae Taehyung akan datang lagi hari ini’’ jelas Minri
‘’Eonni pulanglah, kau terlihat sangat mengantuk’’
‘’Aniya, aku harus menjagamu’’ timpal Minri
‘’Geumanhae.. nan gwaencana, eonni bisa datang lagi nanti sore. Lagi pula Taehyung akan menjagaku’’
‘’Baiklah’’
Akhirnya Minri memutuskan untuk pulang, ia mengambil tas yang berada di meja yang tak jauh darinya ban bergegas pulang.
Eun Hana berusaha bangkit, namun sakit pada tubuhnya menghentikan niatnya untuk bangun akhirnya ia memutuskan untuk tetap diam di ranjang rumah sakit.

‘Cklek’

Seorang dokter Lee dibantu oleh susternya membuka pintu dan masuk ke ruang Hana, dan mengecek kondisi Hana
‘’Dimana keluargamu?’’
‘’Mereka pulang, dokter apa yang sebenarnya terjadi pada tubuhku? Kenapa rasanya sangat sakit?’’ Eun Hana mencoba menanyakan tentang penyakitnya
‘’Kami tidak bisa memberitahumu, tau keadaanmu akan lebih parah dari sekarang’’
‘’Kumohon, beritahu aku. Aku akan memastikan kalau aku baik baik saja’’
‘’Tapi...’’
‘’Jebal’’ Hana memotong kata kata Dokter Lee
‘’Baiklah’’ ‘’Tolong bawa dia ke ruanganku’’ Dokter Lee menyuruh susternya untuk membawa Eun Hana ke ruanganya menggunakan kursi roda. Setelah botol infus sudah dikaitkan pada kursi roda tersebut suster kemudian mendorong kursi itu menuju ruangan Dokter Lee.

*Author pov end*
*Eun Hana pov*
Dokter Lee memberikan selembar kertas yang berisi hasil Lab nya, aku mengulurkan tanganku dan menerima kertas itu. Mataku terpusatkan pada kalimat paling bawah pada kertas itu.
‘Leukimia Akut’
Kuhembuskan nafas panjangku. Ini sama sekali tidak kupercaya, bagaimana aku bisa menderita penyakit ini? Dan sejak kapan  penyakit semacam kangker darah ini menggerogoti tubuhku? Umurku sudah tidak panjang lagi, aku akan meninggalkan semuanya. Bahkan Kim Taehyung namja yang sangat kucintai juga harus kutinggalkan. Tanpa kusadari buliran buliran air mata sudah berjatuhan membasahi pipiku, aku menangis.

‘’Kau harus sabar noona’’ ‘’ Aku sudah bicara denganmu kalau kau tidak perlu mengetahui penyakit ini, tapi kenapa kau keras kepala’’ Dokter mencoba menenangkanku
‘’Geumanhae, aku ingin kau tidak memberitahukan hal ini dengan kakaku dan namjachinguku’’
‘’Baiklah kalau itu maumu. Penyakit ini bisa disembuhkan’’
‘’Bagaimana?’’ aku mengernyitkan alisku
‘’Kau harus menjalani terapi selama satu kali dalam seminggu sampai penyakit ini hilang’’ jelas dokter Lee
‘’Baiklah akan kucoba’’



Sekitar tiga hari berlalu, kini aku sudah keluar dari Seoul International Hospital. Aku begitu terpukul saat pertama kali mengetahui kalau akau didiagnosa penyakit Leukimia, sekarang harapanku sudah tidak muluk nuluk lagi, aku hanya ingin melihat orang orang yang berada disisiku tersenyum bahagia dan aku juga tidak akan memberitahu tentang penyakitku kepada orang lain, aku tidak mau meraka menangis pada saat aku pergi meninggalkan dunia ini. Yang jelas sekarang aku berusaha menjalani hidup senormal mungkin tanpa ada masalah apapun, bahkan seolah olah aku baik baik saja.
Aku melangkahkan kakiku melewati gerbang sekolah dan menginjakan kakiku di koridor sekolah yang masih cukup sepi. Aku melihat jam yang berada di tangan kiriku 07:00 KST pantas saja sepi, jam pelajaran di Seoul International High School akan dimulai jam 08:00. Aku memutuskan untuk pergi ke atap sekolah untuk sekedar menenangkan diri dan menghirup udara segar disana. Aku sampai, kubuka pintu kaca yang menjadi pembatasku untuk keluar dan melihat pemandangan Seoul, aku mulai merentangkan tanganku dan memejamakan mataku perlahan sambil menikmati udara Seoul yang dingin.

Grep! Sebuah tangan yang cukup kekar memeluk tubuhku dari belakang, aku terkejut dan membuka mataku lalu mendapati Kim Taehyung sedang memeluku sambil menopang dagunya pada pundaku dan membisikan sesuatu.
‘’Saranghae’’
‘’Nado saranghae Taehyung’’ balasku
Aku melapaskan pelukanya dan membalikan badanku
‘’Mian, aku harus pergi’’ ucapku lalu berlalu meninggalkan Taehyung
‘’Apa kau tau Eun Hana-ah bogoshipoyo,, neomu bogoshipoyo’’Teriaknya saat aku sedang berjalan meninggalkanya
‘’Mianhae Taehyung-ah aku berusaha menjauhimu, toh aku juga akan pergi untuk selamanya’’ batinku

Mungkin setitik air mata sudah berada di ujung kelopak mataku, aku tidak mau Taehyung melihatku menangis jadi kuputuskan untuk pergi meninggalkan Taehyung. Aku semakin  cepat melangkahkan kakiku menuju kelas. Bruk’ kuhempaskan tubuhku di bangku kelas dan mengambil sebuah buku novel berjudul Hurt, ya! Itu adalah novel yang kubeli di toko waktu lalu menggunakan uangku dengan Taehyung. Tanganku mulai membuka lembaran lembaran novel itu, mataku juga sudah teliti dengan deretan deratan kalimat di buku itu.

Kring.... Bel tanda pulang sekolah berbunyi, aku membereskan semua buku pelajaranku yang berada di mejaku dan bergegas pergi.
Drrttt drrttt... ponselku bergetar, kemudian tanganku segera beralih ke sakuku untuk mengambil ponsel itu
“Aku ingin kau pulang denganku” Taehyung
Kim Taehyung, namja itu mengajaku untuk pulang bersamanya tapi tawaran itu sengaja kutolak karena hari ini adalah jadwalku untuk kemoterapi soal penyakit leukimiaku ini.
‘’Mianhae Taehyung-ah, besok saja. Hari ini banyak tugas dari seongsaenim yang harus kukerjakan’’ balasku kepada Taehyung.

Aku mulai menelfon taxi langgananku untuk mengantarku ke rumah sakit. Sekitar 7 menit aku duduk di halte bus menunggu taxi itu sampai akhirnya taxi itu tepat berada di depanku.
Seoul International Hospital, disinilah rahasia besarku. Tidak ada yang tau kalau aku mengidap Leukimia selain pihak rumah sakit ini. Bau obat yang menusuk sudah mulai tercium olehku, aku mulai melewati beberapa kamar pasien disini dan akhirnya setelah beberapa menit menginjakan kaki di rumah sakit ini akhirnya aku sampai di ruangan Dokter Lee.
Cklek’ aku mulai membuka pintunya dan mendapati sosok dokter Lee sedang duduk di meja kerjanya dengan santai.
‘’Agashi, masuklah’’ dokter Lee mempersilahkanku masuk ke dalam dan aku menurutinya
.
.
.
.
‘’Agashi, penyakit ini masih belum ada perkembangan. Kau harus selau datang untuk kemoterapi seminggu sekali, aku menyiapkan obat dan beberapa ramuan yang harus kau minum setiap hari’’ dokter Lee menyerahkan sebuah tas yang tidak terlalu besar kepadaku
‘’Arraseo’’Aku mengambil tas itu dan beranjak pergi.
Aku masih berjalan di koridor rumah sakit, mataku tertuju pada seorang anak kecil sendirian yang berada di sebuah taman yang tak jauh dari tempatku sekarang. Aku memutuskan untuk menghampirinya.
‘’Hey. Bolehkah aku duduk di sampingmu’’ tanyaku pada yeoja kecil ini. Aku menatap wajahnya yang putih. Yeoja ini sangat pucat tapi ia masih terus berusaha tersenyum keadaku
‘’Tentu saja eonni’’
‘’Kau sendirian?’’ tanyaku pelan namun yeoja kecil itu tak mengatakan apapun dan hanya mengangguk kepadaku
‘’Siapa namamu?’’
‘’Lee Yoon Ra. Eonni?’’
‘’Eun Hana inmida. Kau sakit apa?’’
‘’Kanker, tapi eoma tak menjelaskan kepadaku apa itu penyakit kanker’’

Gadis yang polos, ia masih berumur sekitar 7 tahun sudah divonis menderita kanker. Aku menatap setiap inci tubuhnya, rambut di kepalanya memang panjang tapi sangat tipis yang menandakan kalau kankernya sudah mencapai stadium 4.

‘’Yoon Ra, kajja kita kembali ke kamar. Kau sudah lama berada di luar’’ seorang dokter lengkap dengan jes putihnya yang panjang berjalan mendekati kami
‘’Eonni, aku pergi dulu. annyeong’’ Yoon Ra berlari kecil sambil melambaikan tanganya ke arahku
‘’Ne’’

Jam di tangan kiriku sudah menunjukan sekitar pukul tujuh malam. Setelah Yoon Ra pergi meninggalkanku aku memutuskan untuk pulang ke rumah.

*Eun Hana pov end*
*Author pov*

‘’Eonni, aku pergi dulu. Annyeong’’ melambaikan tanganya ke Hana yang masih duduk di bangku taman rumah sakit. Yoon Ra berlari kecil ke arah dokter dan berlalu.

Setelah Yoon Ra berlalu sekitar beberapa detik yang lalu akhirnya Eun Hana juga memutuskan untuk pulang meninggalkan rumah sakit.



‘’Aku pulang’’ Eun Hana masuk ke rumahnya yang tidak terlalu besar karena memang rumah ini hanya ditinggali oleh Hana dan Eun Minri kakaknya
‘’Apa saja yang kau lakukan di rumah sakit?’’ Minri yang baru mucul dari arah dapur langsung menembak Hana dengan pertanyaanya.
‘’A.. ah itu, bagaimana eonni bisa tau?’’ ucap Hana gugup
‘’Yak kau ini, tadi aku mengikutimu’’
‘’Mengikuti!’’ Eun Hana terkejut dan sedikit menaikan nada bicaranya, ia memutar bola matanya dan berpikir kalau kakaknya mengetahui apa yang terjadi pada dirinya
‘’Eun Hana-ah aku tau tentang penyakitmu, ini memang sulit dipercaya. Tapi asal kau tau saja, eoma kita meninggal juga karena penyakit yang sama denganmu. Leukimia’’ Minri akhirnya meneteskan air matanya setelah menceritakan tentang penyakit eomanya
‘’Eoma’’ Eun Hana sudah tidak bisa menopang tubuhnya lagi, kakinya bergetar sampai ia terjatuh. Air matanya juga ikut keluar dengan sangat deras
‘’Bagaimana eonni bisa menyembunyikan semua ini denganku? Apakah nasibku akan sama seperti eoma’’ Hana terisak dalam tangisanya
Malam ini semuanya terbongkar, tentang penyakit leukimia nya. Bahkan Hana juga telah mengetahui tentang eoma nya yang meninggal saat ia kecil karena penyakit leukimia.



 Eun Hana masih tenggelam dalam mimpinya, namun cahanya matahari yang sudah cukup terang mulai masuk ke kamarnya melewati celah celah kecil. Kim Taehyung namjachingunya sudah menunggu di ruang tamu dari sekitar setengah jam yang lalu, ia masih terdiam ditemani oleh tas sekolahnya.
‘’Aigo,, lama sekali Hana’’ gerutunya
‘’Hana-ah ireona, Taehyung sudah menunggumu’’ Minri berteriak dari dapur
Tidak ada jawaban dari Hana, ia masih terlelap dibalik selimutnya
‘’Yak yeoja ini benar benar’’ Dengan sedikit kesal Minri melangkah ke kamar Hana diikuti Taehyung dibelakangnya
‘’Ireona’’
Minri menggoyangkan tubuh Hana pelan dan hal itu bisa membuat Hana membuka matanya dengan perlahan, ia mengucek matanya sebentar dan mendapati Minri dan Taehyung sudah berada di depanya.
‘’Hey jam berapa sekarang, kenapa kau datang pagi sekali’’ Hana mengernyitkan alisnya sambil menatap Taehyung bingung
‘’Pagi? Lihat itu’’
07:00 KST
‘’Yak! Omona!’’ dengan cepat Hana turun dari ranjang dan segera membersihkan dirinya lalu berangkat ke sekolah.

Kriiingggg..... Bel tanda masuk sudah berbunyi, Taehyung dan Hana yang mendengar bel itu dari kejauhan segera berlari dengan cepat menuju sekolah karena memang saat itu mereka belum sampai di sekolah.
‘’Kita terlambat!’’
Kim Taehyung menggenggam tangan Hana dengan sangat erat dan mulai berlari

‘’Eoh, kita terlambat, pasti kepala sekolah akan menghukum kita’’ gerutu Hana
‘’Yak Kim Taehyung dan Eun Hana, kalian terlambat. Sekarang kalian harus lari mengelilingi sekolah 5 kali’’ perintahnya
‘’Aishh’’ Hana mengacak rambutnya kesal
Taehyung dan Hana hanya bisa menuruti perintah kepala sekolah, mereka mulai berlari mengelilingi sekolah.
Nafas Hana mulai terengah engah saat putaran ke2, ia memelankan larinya dan mulai merasakan sakit di tubuhnya dan pusing. Tangan Hana beralih memegangi pelipisnya, bayangan di matanya sudah mulai kabur kemudian ia pingsan. Kim Taehyung yang melihat itu segera menolongnya, matanya tertuju pada hidung Hana yang mengeluarkan darah.
‘’Darah lagi’’ batinya, akhirnya ia memutuskan untuk mengantar Hana ke rumah sakit

Alat medis masih bekerja dengan baik. Namun bagaimana dengan Eun Hana sebaliknya, ia sangat lemah. Bahkan untuk berjalan saja Hana tidak bisa. Ia hanya bisa membuka matanya dan menggerakan tanganya sedikit. Kini Leukimianya sudah menggerogotinya, semua bagian tubuhnya sekarang menjadi dingin seperti mayat tapi Hana masih hidup. Dokter sudah mengatakan kalau kemungkinan Hana untuk sembuh sangat sedikit, hanya 5% saja. Taehyung belum mengetahui semua ini, Hana dan Minri memang tidak memberitahukan hal ini kepada siapapun karena mereka sengaja mengatakan kalau Hana baik baik saja.
To: Kim Taehyung
Taehyung-ah aku disini baik baik saja, jebal jangan tanyakan kabarku lagi kepada eonniku. Aku lebih senang jika kau menjauh dari diriku, aku tidak mau kau terluka dan menangis saat disisiku nanti. Jebal, jauhi aku. Saranghae. Eun Hana

Setelah Taehyung membaca surat yang diberika Minri, ia mengeluarkan buliran buliran air mata membasahi pipinya. Masih menatap selembar kertas putih itu, ia terisak. Bahaimana tidak! Yeojachingunya menyuruhnya untuk menjauh sedangkan Taehyung sangat mencintainya.

#beberapa hari kemudian
Eun Minri masih setia menunggu Hana yang terbaring lemas. Tiba tiba suara monitor di ruangan itu berunyi dengan cepat, Minri terpenjat dan segera menekan tombol darurat untuk memanggil Dokter Lee. Monitor itu kemudian berhenti mengeluarkan suaranya, rasa cemas semakin timbil dihati Minri. Ia takut kalau akan kehilangan adiknya.
Cklek’ dokter Lee masuk dan segera mengecek kondisi Hana dengan alat medisnya.
‘’Mian, Eun Hana sudah tidak bisa diselamatkan lagi’’
Hanya itu yang dapat dokter Lee ucapkan. Sekarang Hana sudah pergi meninggalkan semuanya, airmata masih membanjiri pipi Minri ia tidak tau harus berbuat apa lagi, kakinya memelas dan Minri terjatuh.
Pemakaman Eun Hana berjalan dengan baik, semua teman teman Hana di sekolahnya tidak ada yang mengetahui hal ini. Minri masih terisak memandangi nisan didepanya yang bertuliskan Eun Hana, Hana memang dimakamkan tepat disamping makam orangtuanya. Minri teringat kalau sebelum meninggal Hana pernah menulis surat untuk Taehyung yang terakhir kalinya. Sehari setelah pemakaman Hana, Minri berniat untuk pergi ke sekolahnya untuk mengantarkan surat yang akan diserahkan Taehyung.

To Kim Taehyung.

Taehyung-ah terimakasih kau sudah mengabulkan permintanku, kau sudah menjauhiku. Terimakasih untuk semuanya, aku ingin kau terus menjauhiku sampai kapanpun, dan bahkan aku ingin kau membenciku untuk selamanya. Karena aku akan pergi untuk selamanya. Meninggalkanmu dan meninggalkan eonniku, sekarang Leukimiaku sudah tidak bisa disembuhkan lagi. Mungkin aku akan meninggal di bulan ini, maaf kalau selama ini aku tidak memberitahumu tentang penyakitku ini. Saranghae.


~END~

Sad ending.Udah habis tisu berapa? Aish, mungkin belum pada nangis yeth. Ngapapa deh, yang penting akkinda udah bikin sebaik mungkin. Jangan lupa komentarnya buat motivasi ffku selanjutnya

LOVE STORY//akkinda Story Line> FANFICTION IS MY MEMORY

Title: LOVE STORY
Author: AKKINDA
Ratting: pg 13 (maybe)
Main Cast: Lee Han Na
                 Kim Taehyung
                 Kim Taewoo
Note: Annyeong readers.. huhhh akhirnya ff ini selesai juga. Mian yah kalau ceritanya jelek atau gaje gitu soalnya authornya juga baru 14 th, masih labil. Okeh langsung aja..


Awas typo!



Happy reading


*Lee Han Na pov*

‘Tap tap tap’ suara langkah kakiku yang berjalan di koridor sekolah dengan cepat karena bel masuh sudah berbunyi dan mungkin seongsaenim sebentar lagi akan masuk ke kelasku
BRUK!
Tanpa kusadari aku telah menabrak seorang namja bertubuh tinggi. Semua buku buku yang kubawa terjath dan berserakan di lantai


‘’Gwaenchanayo?’’ namja itu membantuku mengambil buku yang terjatuh dilantai
‘’Ne’’ jawabku singkat
‘’Ini bukumu’’ namja itu memberikan bukunya, tersenyum kecil dan meninggalkanku
----------Love Story----------


*Lee Han Na pov end*
*Kim Taehyung pov*

Bel pulang sekolah berbunyi, aku segera membereskan buku pelajaran yang masih tertumpuk di mejaku dan memasukanya ke tasku lalu beranjak pergi meninggalkan kelas yang sudah mulai sepi ini. Aku melangkahkan kakiku melewati lapangan basket sekolah, aku melihat ada seorang namja melemparkan sebuah bola basket ke arah yeoja yang sedang berjalan di depanku. Aku segeran mendekat yeoja itu. Bola basket itu mengenai punggungku, memang rasanya sakit tapi tidak sampai membuatku pingsan.
‘’Mianhae, aku tidak bermaksud memelukmu’’ ‘’Aku hanya melindungimu dari bola basket’’ ucapku
‘’Gomawo’’ ‘’Kau?! Bukankah kau namja yang pagi tadi kutabrak?’’
Aku mencoba mengingat kejadian tadi pagi. Ini memang benar yeoja yang tadi pagi menabraku sampai bukuya berserakan
‘’Ne, aku namja yang tadipagi kau tabrak. Apa kau mau pulang denganku?’’ ajaku
Dia mengangguk dan tersenyum menunjukan eyesmile nya. Aku menyukai itu.



Kami berdua mulai berjalan pulang. Aku tidak tau harus mulai pembicaraan dari mana.
‘’Kita belum berkenalan. Namaku Kim Taehyung’’ ucapku memulai percakapan
‘’Ohh, Lee Han Na imnida’’ balasnya
Selama diperjalanan kami banyak bercerita tentang kehidupan kami masing masing. Tiba tiba Han Na menghentikan langkahnya tepat di depan rumah yang cukup besar dan memiliki halaman yang luas.
‘’Aku sampai, ini rumahku’’ ‘’Apa kau mau masuk, kita bisa minum teh dulu’’ ajaknya
‘’Gomawo, tapi aku harus pulang. Annyeong’’
‘’Annyeong’’ balasnya


----------Love Story----------


‘’Aku pulang!!’’ segera kulepaskan sepatuku dan menggantinya dengan sendal kemudian kurebahkan tubuhku ke sofa empuk di depan televisi
‘’Taehyung ssi’’
Terdengar suara namja yang tak asing lagu memanggilku. Langsung kutolehkan kepalaku kepadanya
‘’Ne. Hyung kau pulang cepat?’’ tanyaku pada serang namja yng berada di depanku yang tak lain adalah kakaku Kim Taewoo
‘’Waeyo? Kau tidak suka kalau aku pulang capat!’’ ‘’Apa kau juga lupa kalau nanti malam kita akan makan malam dirumah calon isteriku
‘’Mianhae hyung, aku benar benar lupa’’ aku menggaruk kepalaku sendiri


*Kim Taehyung pov end*
*Lee Han Na pov*


Sesekali aku melihat jam tangan yang melingkar di tangan kiriku yang sudah menunjukan pukul 18:00 KST. Aku berdecak kesal karena malam ini aku eomaku mengadakan makan malam dengan Kim Taewoo seseorang yang sama sekali tidak kukenal, bahkan eomaku menjodohkanku denganya
Tinn...Tinn....Tin
Bunyi klakson mobil itu membuyarkan lamunanku

‘’Itu mungkin mobil Taewoo’’ pikirku
‘’Han Na ssi’’
CKLEKK...
Eomaku membuka pintu kamarku dan berjalan mendekatiku lalu duduk di tepian ranjang
‘’Kajja kita keluar. Mereka sudah menunggu’’
‘’Eoma, aku tidak menyukainya. Bahkan akau tidak mengenal namja itu’’ ucapku
‘’Geumanhae, kau pasti akan bahagia. Dia sangat baik’’

Aku mulai menuruni tangga rumah diikuti oleh eomaku yang beada tepat dibelakangku.
Deg~ Langkahku terhenti ketika melihat dua orang namja sedang duduk di sofa ruang tamu. Dan salah satu dari namja itu adalah Taehyung
‘’Taehyung ssi’’
‘’Ne Han Na. Aku datang bersama kakaku Kim Taewoo’’
‘’Mwo! Jadi kalian kakak adik!’’ mataku membulat seketika saat mengetahui hal itu
‘’Kalian sudah saling kenal?’’ Taewoo memutar bolamatanya
‘’Dia teman sekolahku. Hyung apa Han Na yang kau maksud menjadi calon isterimu?’’
‘’Ne’’singkat Taewoo
Suasana menjadi haning sejenak, aku hanya termenung tidak mempercayai hal ini. Aku harus menikah dengan seorang kakak dari namja yang kusuka

----------------------00---------------------------


*Lee Han Na pov end*
*Author pov*


Pagi Seoul sangat tenang dan cerah, tapi tidak secerah wajah Han Na. Dia hancur, bahkan sangat hancur. Lee Han Na berjalan dengan santai di korodor sekolah sambil sesekali berpikir
‘’Disini aku bertemu Taehyung’’ pikirnya
Tak lama setelah itu ia masuk kedalam ruang kelas yang masih tidak terlalu ramai. Matanya terus berputar mencari sosok namja, dia mencari Taehyung namja yang ia sukai
‘’Apa dia tidak berangkat?’’ gumanya

Bel pulang sekolah berbunyi, Han Na segera melangkah keluar kelas dan pulang
Drrtt.....drrrrtt.....drrtttt
Ponselnya bergetar tanda ada pesan masuk, tanganya beralih mengambil ponsel itu dan mengeceknya. Sebuah pesan baru dari Taewoo masuk diponselnya lalu ia membacanya
‘’Aku menjemputmu. Sekarang aku sudah di gerbang’’
Tidak ada balasan sms untuk Taewoo, Han Na kembali melangkahkan kakinya keluar.
Seorang namja bertubuh tegap itu keluar dari mobilnya. Namja itu Taewoo yang sedang menunggu calon isterinya
‘’Apa kau tidak lelah?’’ Taewoo memulai percakapan
‘’Ani’’ singkat Han Na
‘’Taehyung demam, dia tidak mau makan dan minum obat. Aku mau kau mencoba membujuknya agar mau makan’’
‘’Mwo demam!?’’ ‘’Kajja kita kesana’’

Kim Taewoo memarkirkan mobilnya tepat didepan rumah yang tidak terlalu besar itu. Memasuki rumah diikuti Han Na dibelakangnya
‘’Aku sudah membujuk Taehyung agar makan tapi tidak berhasil’’ Taewoo memberikan sebuah nampan berisi makanan dan obat, tak lupa juga segelas air putih
‘’Dimana kamarnya?’’
Taewoo menunjuk ke arah pintu kamar di ruang tengah
CKLEK!
Dengan perlahan Han Na membuka pintu kamar Taehyung dengan membawa nampan tadi
‘’Taehyung ssi’’ ucapnya pelan tapi itu bisa membuat Taehyung membuka matanya
‘’Untuk apa kau datang kesini?’’ lirihnya
‘’Aku hanya khawatir dengan kesehatanmu’’
Han Na berjalan mendekati Taehyung dan duduk di tepi ranjang. Tangan halusnya bergerak ke dahi Taehyung dan mendiamkanya sebentar
‘’Panas sekali’’ gumanya
‘’Apa dia juga menyukaiku?’’ pikir Taehyung
‘’Kau harus makan Taehyung ssi’’ Han Na mulai menyendokan bubur yang berada di mangkuk dan menyuapi Taehyung, tapi Taehyung tidak membuka mulutnya
‘’Untuk apa aku makan’’
‘’Yak! Apa kau tidak peduli dengan kesehatanmu’’
‘’Jika aku makan bubur itu apa bisa membatalkan pernikahanmu dengan kakaku?’’
Han Na memundukan kepalanya dia berpikir kalau Taehyung benar benar menyukainya dan tidak mau kalau dirinya menikah dengan Taewoo
‘’Aku juga berharap begitu’’ ‘’ Sekarang kau harus makan’’ Han Na mendekatkan sendok itu ke mulut Taehyung
‘’Aku mau memakanya, aku ingin membagi bubur itu untukmu’’ tawar Taehyung
‘’Ne’’
Taehyung melahap bubur itu, tak lama kemudian dia menyendokan bubur itu dan menyuapi Han Na

‘’Sekarang kau juga harus minum obatnya’’ Han Na mengambil obat yang masih terbungkus itu dan membukanya. Dengan cepat Taehyung merebut obat itu dari tanganya
‘’Buka mulutmu’’ perintah Taehyung
‘’Kenapa aku yang harus minum obat? Bukankah kau yang sedang sa...’’ ucapanya terhenti ketika Taehyung memasukan obat itu ke mulutnya lalu membungkam dengan ciumanya sampai obat itu berpindah ke mulutnya
‘’Gomawo. Manis sekali sampai tidak terasa pahit dari obatnya’’ Taehyung meraba bibirnya dengan jari telunjuknya
‘’Yak! Kau merebut first kissku’’
‘’Mwo? Jadi itu yang pertama’’ ucap Taehyung dengan menunjukan eyesmilenya
‘’Han Na ssi’’ Suara Taewoo terdengar mendekati kamar itu, dengan cepat Taehyung kembali berbaring dan menarik selimutnya
‘’Penipu’’ lirih Han Na
‘’Han Na ssi, kajja aku akan mengantarmu pulang. Ini sudah larut malam’’ Taewoo masuk ke kamar Taehyung
‘’Ne’’

‘’Masuklah ke mobil’’
Han Na hanya bisa menuruti perintahnya
‘’Apa kau lapar?’’ cletuknya
‘’Ani’’
‘’Kau memperlakukan adikmu dengan baik, aku harap kau juga bisa melakukan hal yang sama untuk akan kita nanti’’ ucapnya sambil menatap lurus ke jalan
‘’Mwo anak kita!’’ Han Na membulatkan matanya
‘’Ne’’
Tiba tiba suasana menjadi hening setelah percakapan tadi, Taewoo manatap Han Na sekilas dan berpikir
‘’Wae?’’
‘’Nan gwaenchana’’ lirih Han Na Tanpa mereka sadari, mereka sudah sampai di rumah Han Na
‘’Gomawo sudah mengantarku’’ ‘’Apa kau mau mau masuk dulu?’’
‘’Cheonma, aku pulang saja’’
Tak lama setelah itu Taewoo mulai menyetir mobilnya kembali
‘’Lee Han Na ssi’’ tiba tiba seorang yeoja paruh baya sudah berada di belakang Han Na
‘’Eoma! Mengagetkanku saja’’ Han Na shock dengan kedatangan eomanya yang tiba tiba datang
‘’Apa kau baru saja kencan?’’
‘’Ani. Aku hanya membujuk Taehyung agar makan dan minum obatnya, tidak lebih’’ jelasnya
‘’Apa Taewoo memperlakukanmu dengan baik?’’
‘’Ne, dia sangat baik padaku’’


----------------00---------------


*Author pov end*
*Lee Han Na pov*


Hari ini aku libur sekolah jadi hari ini juga aku bangun pagi karena aku ingin memasak makanan yang spesial untuk eomaku.
Tukk..Tukk
Suara pisau yang sedang memotong kentang memenuhi dapur ini. Aku mulai merasakan ada sebuah tangan yang sengaja mengukat rambutku yang terurai bebas, segera kuhentikan aktifitas memotongku dan berbalik.


‘’Taewoo?’’ Aku membulatkan mataku ketika namja ini datang kerumahku pagi pagi seperti ini
‘’Apa yang kau lakukan Taewoo ssi’’
‘’Aku hanya akan mengajakmu jalan jalan’’ jawabnya
‘’Apa Taehyung juga kesini?’’ tanyaku lagi
‘’Ani, dia masih dirumah’’ singkatnya
‘’Han Na ssi, bukankah Taewoo mengajakmu kencan? Pergilah, eoma akan menyelesaikan masakanmu’’ Eomaku berjalan mendekatiku dan Taewoo
Aku hanya bisa engikuti ucapan eoma. Menghabiskan hari ini dengan Taewoo
‘’Ne’’
-------------------------00---------------------------


‘’Kita sampai’’ ucapnya
‘’Namsan Tower, kau mengajaku kesini?’’ tanyaku saat Taewoo menghentikan mobilnya
‘’Ne’’
Akupun turun dari mobil dan mencari sebuah bangku, tak jau dari keberadaanku ada sebuah bangku kosong tepat dibawah pohon bunga sakura. Segera saja kududuki bangku itu, tak lama kemudian Taewoo juga dududk disampingku
‘’Gembok cinta, apa kau mau menulisnya?’’ tawarnya
‘’Kau saja yang menulis’’
Taewoo berjalan kearah penjual gembok cinta dan mulai menulisnya dengan spidol. Tunggu! Bukan nama Kim Taewoo yang ia tulis melainkan nama Kim Taehyung dan Lee Han Na
‘’Apa yang kau lakukan?’’
‘’Aku sudah mengetahui semuanya. Bukankah kau lebih mencintai Taehyung, aku tidak bisa memaksamu’’
‘’Mianhae Taewoo ssi. Aku tak bermaksud menyakitimu’’ lirihku
Mataku mulai mengeluarkan buliran buliran kecil air. Aku menangis didepanya
‘’Han Na ssi’’ seorang namja tengah memanggilku, aku menolehkan wajahku. Kulihat seorang namja sedang memegang sebuah bunga yang cantik, dia Kim Taehyung
‘’Taehyung’’ aku berlari kecil kearahnya, dia menyerahkan bunga itu kepadaku
‘’Aku akan membatalkan pernikahan ini’’ ucap Taewoo yang berada dibelakangku
‘’Gomawo hyung. Han Na ssi, masuklah ke mobil aku akan membawamu ke suatu tempat’’ ucap Taehyung

Mobil ini terus melaju sampai berhenti di sungai Han
‘’Kita sudah sampai’’
‘’Sungai Han,, indah sekali, ini tempat faforitku’’ aku berjalan ke atas sungai Han dan menarik nafas panjang tak lama setelah itu Taehyung juga melangkahkan kakinya, berdiri tepat disampingku
‘’Kau senang’’ cletuknya
‘’Ne’’
Aku merasa sangat nyaman saat berada disamping namja ini,Taehyung
‘’Saranghae’’ Taehyung mengecup singkat bibirku
‘’Nado’’
‘’Kapan kita akan bertunangan?’’
‘’Mwo! Tunangan’’ ‘’Kita harus membicarakan ini dengan eomaku dulu’’ aku tersenyum senang



END~

Horeeee..... Happy Ending, gomawo untuk yang udah baca ff ini. Mohon tinggalkan komentar!