Jumat, 08 Januari 2016

SHE IS MY ANGEL/ Chap 1//akkinda Story Line> FANFICTION IS MY MEMORY

Title: She Is My Angel (chapter 1)
Author: akkinda
Genre: Romance, Friendship, Sad
Rate: NC 7
Leght: Chapter
Cast:      Jung Nana
Jung Chanwoo
And other cast




Upacara kematian tuan Jung appa Nana berlangsung syahdu dan sangat memilukan. Semua orang menangis melepas kepergiannya. Nana menatap wajah orang orang yang berada di sekelilingnya. Jung Mina eommanya meratapi makam suaminya. Sedangkan kakaknya Shinwoo menunduk dan meneteskan airmata kesedihan. Nana mengatupkan jarinya dan berdoa dalam hati, sesekali melirik cemas ke makam Appanya.

“Yeobo-ah, tunggu aku. Kita akan bertemu lagi di alam sana” lirih Mina
“Eomma, aku tidak mau kau pergi. Hatiku sudah terasa pilu dengan kepergian Appa” sambung Nana dengan mata yang berkaca kaca
Ketika satu per satu dari para pelayat itu mulai bubar, Nana maju dan memegang batu nisan didepannya dan mengucapkan beberapa kalimat perpisahan untuk Appanya.

-----00-----


Hujan turun deras di kota Seoul. Nana yang sebelumnya telah membeli beberapa cemilan dari supermarket didekat rumahnya berlari kecil untuk menghindari tetesan air itu sampai akhirnya ia sampai di depan rumah, tepatnya di teras depan rumah. Tangannya mengacak rambutnya sendiri yang sudah sedikit basah, tiba tiba ia mengernyitkan dahinya. Menatap seorang namja disebrang sana yang sedang berteduh menunggu hujan reda, namja itu melipat tangannya yang menandakan ia sedang kedinginan. Nana melihat dengan seksama wajah namja itu sampai ia mengenalinya. Jung Chanwoo. Teman sekelasnya. Hatinya ingin sekali memberikan sebuah payung dan jaket kepadannya. Tanpa pikir panjang lagi ia masuk ke dalam rumah mencari cari sebuah payung dan jaket lalu kembali keluar untuk memberikannya kepada Chanwoo.

“Nana-ah” panggil Chanwoo saat melihat Nana berjalan mendekatinya
Nana menundukan wajahnya, ia tahu diri, siapa dirinya dan siapa Chanwoo. Ia adalah anak orang terpandang di Seoul dan salah satu namja yang paling disukai oleh yeoja di sekolahnya. Nana tidak berani menatap sorotan mata Chanwoo yang bisa membuatnya gila.
“Aku hanya ingin memberikan ini untukmu” Nana masih menunduk dan mengulurkan tangannya memberikan sebuah payung dan jaket kepada Chanwoo
“Gomawo” “Aku akan mengembalikannya lain kali”
Tidak ada balasan dari Nana. Setelah memberikan sebuah payung dan jaket itu ia bergegas kembali ke rumahnya. Tapi baru beberapa langkah Nana berjalan Chanwoo menarik tangannya.
“Gomawo” ucap Chanwoo lagi
“Cheonma. Lepaskan tanganku, aku hanya ingin memberikan itu untukmu, tidak tebih. Aku takut kalau Appamu melihatku”
“Appaku tidak disini” kata Chanwoo tapi terlambat Nana sudah meninggalkannya



Sebuah mobil ferari hitam behentu tepat di depan gerbang Seoul Of Perfoming Art High School. Paman Johyuk seorang penjaga sekolah itu sesaat bangkit dari tempat jaganya untuk melihat ke arah gerbang dan mendapati mobil hitam itu. Johyuk tahu siapa yang berada didalamnya. Tentu saja Jung Chanwoo. Siapa lagi yang biasa diantar dengan mobil semewah itu oleh Appanya yang merupakan pengusaha kaya di seluruh Korea Selatan ini. Kaca mobil itu terbuka. Paman Johyuk segera tersenyum menyapa Appa Chanwoo yang sedang menatapnya.

Tas ransel hitam melekat di bahu Chanwoo. Ia berjalan dengan santai melewati gerbang. Jung Nana yang berada diluar gerbang diam mematung dan melihat Chanwoo dari kejauhan. Ia tahu kalau ada Appanya disini dan tidak ada seorangpun yeoja yang berani mendekati Chanwoo kecuali yeoja itu seorang anak pengusaha besar.
Semua murid di Seoul Of Perfoming Art High School segera berbaris rapi di halaman sekolah setelah mendengar ada pengumuman jika pagi ini akan dipilih The Prince dan The Princes sebuah ajang yang dibuat oleh para murid yang merupakan pemilihan siswa paling berpengaruh di satu sekolah. Guru Yoonhe membacakan beberapa nama yang sudah ia pilih dan dalam salah satu nama itu ada Jung Chanwoo. Para gadis mulai bergerumuh menggosipi calon The Prince dan The Princes sampai akhirnya Yoonhe seongsaenim menyebutkan jika The Prince kali ini adalah Jung Chanwoo sedangkan The Princes yaitu Shin Raena yang juga merupakan puteri dari seorang pengusaha. Beberapa siswa bertepuk tangan tapi ada juga yang kecewa dengan hal ini.

“Chukae Chanwoo-ah” Donghyuk yang merupakan sahabat Chanwoo memberinya selamat
“Kau terpilih untuk yang kedua kalinya” sambung Junhoe
“Aigo apakah kali ini Chanwoo akan mencium Raena?” seorang yeoja berguman
“Yak! Tunggu apa lagi? Cium dia sekarang” Junhoe menepuk punggung Chanwoo


Shin Raena hanya tersenyum genit menunggu Chanwoo menciumnya. Sedangkan semua siswa histeris dengan moment ini karena Chanwoo adalah namja yang banyak disukai para gadis. Chanwoo berjalan mendekati Raena dan segera menciumnya dengan perasaan biasa saja. Bahkan Chanwoo enggan untuk mencium yeoja yang tidak ia cintai. Raena menutup matanya menikmati sensasi lembut di bibirnya, Chanwoo kemudian menghentikannya setelah melihat Nana tak jauh darinya membuang muka dam pergi.
“Dia kenapa?” batinnya. Chanwoo melangkahkan kakinya untuk menghampiri Nana tapi ia segera dikerumuni para yeoja yang akan memberinya selamat.



"Yaaa.....lepaskan aku, apo .Kumohon" ucap Nana seraya menahan ngilu pada pundaknya.Tetapi Kim Jiwon atau kerap dipanggil Bobby itu tak memperdulikannya.
"YAK!! BABOYA!" pekik Nana memukul punggung Bobby membuat lelaki itu mendadak menghentikan aksinya menggenggam pundak Nana. Nana menatap Bobby penuh 
amarah,terlebih lagi keluarga Bobbylah yang menyebabkan ayahnya meninggal.
"Kau tidak dengar aku berbicara?! Sudah kubilang pundaku sakit kenapa kau tidak mendengarkanku!! Apa kau juga belum puas telah membunuh ayahku”
Karena bosan mendengar ocehan Nana ,langsung saja Bobby menggendong Nana ala bridal style menuju kelasnya yang masih sepi karena para murid masih berada di halaman sekolah.
"Yak?! Apa yang kau lakukan?!"
"Jangan banyak bertanya dan diamlah" Bobby mendudukan Nana di meja dan segera menutup rapat pintu, tapi ia tidak menguncinya
“Apa yang mereka lakukan?” Chanwoo berguman saat melihat Bobby dan Nana masuk ke dalam ruang kelas itu dan menutupnya. Ia berjalan dengan sangat hati hati dan lalu menempelkan telinganya ke pintu. Ya, dia mengupingnya


“Aku akan terus menyiksamu sampai kau mau menyerahkan tubuhmu padaku!”
Plakk. Sebuah tamparan yang cukup keras mendarat di pipi kanan Bobby.
“Ah kau ini” Bobby mengusap pipinya yang terlihat memerah karena tamparan itu.
Suara murid yang mendekati ruang kelas menghentikan aktivitas Chanwoo yang sedang menguping dan Nana segera turun dari meja dan bersikap seolah olah tidak terjadi masalah. Nana menarik sebuah kursi yang berada di dekat jendela yang  merupakan bangkunya dan segera mendudukinya.
“Nana-ah kenapa kau kembali sebelum acara selesai?” cloteh Seulgi teman sebangku Nana yang langsung duduk disamping Nana
“Ahh.. aku hanya sedikit lelah” “Bangunkan aku jika seongsaenim sudah masuk” ucapnya yang langsung melipat tangannya diatas meja dan menenggelamkan wajahnya disana.




Chanwoo menarik nafasnya sejenak dan berbalik badan. Matanya membulat saat melihaada namja disampinnya. Chanwoo mendongakan kepalanya untuk melihat wajah namja di hadapanya.sampingnya wajahnya langsung terasa gugup karena rencananya diketahui orang lain dan rasa salah tingkah mulai mendominasi Chanwoo

"Apa yang kau lakukan di depan loker.. Donghyuk melirik ke nama yang berada di loker itu
“Apa yang kau lakukan di depan loker milik Jung Nana?? Dan bingkisan apa ini?” tanya Donghyuk. Chanwoo menelan ludahnya sesaat dan berpikir keras untuk mencari alasan.
A.. aku hanya ingin memberikan sedikit hadiah untuk yeoja pemilik loker ini, dia telah meminjamiku payung waktu lalu tapi aku belum mengembalikannyaChanwoo berdecak lalu menghela nafas.
Benarkah?” Donghyuk mengernyitkan alisnya dan hendak membuka bingkisan yang Chanwoo bawa
“Apa isinya?’’ sambung Donghyuk
“Ini bukan apa apa” Chanwoo menepis tangan Donghyuk dan menaruh bingkisan itu didalam loker Nana.
“Ah aku lapar. Donghyuk-ah temani aku ke kantin” Chanwoo merangkul Donghyuk dan berjalan menuju kantin. Bobby yang awalnya akan ke ruangan Lab komputer berhenti dan sedari tadi melihat Chanwoo dan Donghyuk berada di depan loker Nana segera memeriksa lokernya. Melihat ada sebuah bingkisan terbungkus rapi Bobby langsung membukannya dan menemukan sebuah cokelat dan beberapa tulisan.

Terimakasih untuk jaket dan payungnya. Aku akan segera mengembalikannya. Aku ingin kau pulang bersamaku

Setelah membaca kalimat itu Bobby langsung mengambil cokelatnya dan menghapus beberapa kalimat yang menjadi
Aku ingin kau pulang bersamaku. Bobby


Tak lama setelah itu Nana berjalan melewati beberapa anak tangga di koridor sekolah. Kaki jenjangnya berjalan menuju arah lokernya. Dan benar saja, sekarang ia berdiri tepat di depan loker miliknya. Krekk! Tangannya membuka loker itu. Matanya membulat setelah menemukan sebuah bingkisan didalamnya.
Apa ini?” Jari telunjuk Nana langsung menunjuk ke sebuah bingkisan yang ada dalam loker miliknya lalu membukanya. Dan menemukan sebuah surat yang berisi
Aku ingin kau pulang bersamaku. Bobby
“Namja gila!!” batinnya kemudian meremas kertas itu lalu melemparnya sampai masuk ke sebuah tempat sampah. Nana menutup lokernya dan kembali ke kelas.

Bel tanda pulang sekolah berbunyi. Nana segera membereskan bukunya. Ingatanya langsung tertuju pada sebuah surat yang ia temukan di lokernya.
“Bobby pasti akan mencariku” batinya
Dengan cepat Nana segera keluar dari kelasnya. Ia pulang dengan sembunyi sembunyi agar tidak bertemu dengan Bobby.
“Haii!!” Bobby menepuk punggung Nana dari belakang sontak Nana kaget dan membalikan badanya
“Yak! Pabbo” ucapnya
“Aigo kenapa aku harus bertemu namja gila ini” batin Nana
Sementara disebrang jalan terluhat Chanwoo sedang berdiri mematung. Ia terus memperhatikan Nana dan Bobby. Berpikir kalau rencananya akan pulang dengan Nana sudah hancur, lagipula Chanwoo juga tidak melihat Nana memakan cokelat yang ia berikan.
“Apa dia membenciku?” Chanwoo menepuk nepuk dadanya dengan tanganya


‘Hening’
Selama perjalanan tidak ada yang memulai pembicaraan antara Nana dan Bobby. Rasa gelisah muncul dalam benak Nana, ia mulai berpikir mencari alasan agar Bobby tidak mengikutinya lagi. Nana mempercepat langkah kakinya menuju sebuah halte bus yang tak jauh darinya.
“Kenapa kau berhenti disini?”  cletuk Bobby
“Kau,, Kau pulanglah. Aku akan ke makam ayahku. Ke makam orang yang telah kau bunuh” ucap Nana dengan nada dan tatapan yang cukup sinis
“Ah baiklah, aku juga tidak mau pergi ke makam orang yang telah kubunuh sendiri bisa bisa arwahnya mengikutiku” Bobby begidik ngeri
“Dasar penakut. Geumanhae, aku tidak mau melihat wajahmu lagi” usir Nana


Sebuah mobil ferari hitam melintas melewati halte tempat Nana menunggu bus. Ya! Mobil itu tak lain adalah milik Presdir Jung Appa Chanwoo yang didalamnya terdapat Chanwoo dan Appanya. Mata Chanwoo terus menatap tajam ke tepi jalan. Sebuah senyuman simpul ia perlihatkan setelah melihat Nana berada di halte.
“Kenapa dia disana?” batinya. Chanwoo terus melihat Nana dari dalam mobil sampai Appanya merasakan keanehan dan mencurigai Chanwoo
“Siapa yang kau lihat Chanwoo-ah” Presdir Jung  menatap Chanwoo dari kaca mobil
“Ahh tidak. A-aku tidak melihat siapa siapa” ucap Chanwoo dengan gugup

-------------00-----------

Jung Nana mulai menggoreskan lap pel yang ia genggam ke lantai. Pengunjung di cafe ini lumayan banyak sore ini dan itu membuat Nana sedikit menguras tenaganya. Keringat sudah mulai menetes dari pelipisnya dan segera ia hapus dengan tanganya yang putih. Pekerja paruh waktu. Ya! Itulah Nana sekarang, ia tidak rela jika eommanya harus membiayainya sekolah sampai lulus. Belum lagi kakaknya yang membutuhkan banyak biaya untuk kuliahnya.
“Nana-ah tempat ini akan disewa untuk acara keluarga sekitar 10 menit lagi. Kau harus benar benar membersihkanya” ucap Park Sam yang merupakan pemilik cafe ini sekaligus bos Nana
“Ne”
Cklek’ sebuah suara pintu kaca terbuka menghentikan aktivitas Nana mengepel lantai cafe itu, ia segera menoleh ke sumber suara dan melihat sosok lelaki paruh baya dan seorang namja. Namja itu adalah Jung Chanwoo bersama Appanya. Nana membelakak. Jadi yang menyewa cafe ini adalah keluarga Chanwoo


TBC~~




DON’T SILENT RIDERS,, Wajib komen walaupun hanya: bagus, next. Itupun bisa bikin author semangat nulis FF lagi.. komen jusseo

Tidak ada komentar:

Posting Komentar