Title: THIS IS LOVE
Author: akkinda
Ratting: PG (gak tau berapa)
Genre: Romance, School life, friendship, sad
Leght: Oneshoot
Main Cast: Kim
Taehyung a.k.a V BTS
Eun
Hana (oc)
Park
Jimin a.k.a Jimin BTS
And
other cast
Warning!!!! Typo gentayangan loh
HAPPY READING
#Graduation song V and Jimin#
‘’Ige keutiraneunke simkamnaji anhat heunde ondong nereul
nubinke onjeilman katattneunde na maeil bameul kkobak saege danineuro yok
bwattji dehwihan damen keujeodo keoui motkaji jolebeul hago sigani kado uril jeoldae
ijima sgani kado yeongwonhi kieokhe’’
Seorang namja bernama Kim Taehyung yang memiliki suara cukup
bagus itu masih duduk di bangku kosong tepatnya ia sekarang berada di namsan
tower. Keindahan malam hari dibawah langit Seoul menemaninya sejak sekiter 30
menit yang lalu, tanganya masih sibuk memetik gitar yang ia bawa dari rumah.
Disisi lain, Eun Hana tengah berjalan di sekitar namsan
tower juga, ia menghentikan langkah kakinya secara tiba tiba karena suara
Taehyung yang terdengar ditelinganya. Hana berjalan mendekati asal suara bagus
itu dan menemukan namja yang ia cari.
‘’Suaramu cukup bagus’’ ucapnya dan dengan cepat Taehyung
membalikan badanya dan mendapati sososk yeoja
‘’Gomawo. Siapa kau?’’ tanyanya
‘’Sebelumnya apakah aku boleh duduk disampingmu?’’ Hana
menunjuk ke sebelah Taehyung
‘’Ne’’
Setelah mendapat ijin dari namja didepanya Hana Langsung
duduk disampingnya
‘’Namaku Eun Hana’’ Hana mengulurkan tanganya kepada
Taehyung, tak lama setelah itu Taehyung membalas uluran tanganya
‘’Kim Taehyung imnida’’
‘’Eumm.. apa kau yang membuat lagu tadi?’’
‘’Ne’’ Taehyung memberikan selembar kertas yang berisi lirik
lagu itu
‘’Mau menyenyikanya denganku?’’ ajak Taehyung dan dibalas
dengan sebuah anggukan oleh Hana. Mereka berdua akhirnya tenggelam dalam lagu
itu.
*Author pov end*
*Eun Hana pov*
‘tap tap tap’
Dengan cepat kulangkahkan kakiku dikoridor sekolah karena
ini sudah pukul 08;00. Tampak di koridor sekolah pun sudah sangat sepi tidak
seperti biasanya ada banyak yeoja disini yang berkerumun dan membicarakan suatu
hal. Akhirnya! Sampai di kelasku, kubuka pintu kelasku dengan sangat pelan,
semua murid termasuk Moon seongsaenim menatap tajam ke arahku. Aku hanya bisa
menundukan kepalaku.
‘’Eun Hana, kau terlambat lagi! Sekarang kau tidak dapat
materi pelajaran hari ini, cepat pergi
ke perpustakaan sekarang’’ seongsaenim membentaku, niatku untuk masuk ke
kelasku kuundurkan. Aku segera berbalik badan dan berjalan menuju perpustakaan.
Dan menghempaskan tubuhku di kursi perpustakaan.
BRUK
Aku segera menoleh ke sumber
suara itu. Seorang namja yang membawa setumpukan buku, aku menatap heran ke
namja itu.
‘’Taehyung sunbae!’’ ucapku
kaget karena namja yang membawa buku ini ternyata Kim Taehyung.
‘’Ne’’ ‘’Bukankah kau sedang
dihukum? Sunbae juga mendapat hukuman. Sekarang kepala sekolah meminta kita
untuk mengerjakan semua tugas tugas yang ada di buku ini’’ jelasnya
‘’Mwo! Sebanyak ini’’
keluhku, aku mulai mengambil buku yang paling atas dan membuka satu per satu
halamannya
TOKKK...TOKK... (anggap aja suara
pintu)
‘’Annyeong Taehyung-ah’’
Sebuah suara kecil menghentikan
aktifitas kami, aku segera menoleh ke seseorang itu
‘’Jimin, kenapa kau disini?’’
Taehyung menoleh
‘’Aigo, aku juga dihukum
karena tidak membawa buku sejarah’’ ‘’Siapa yeoja ini?’’ tanyanya
‘’Dia Eun Hana, hobae kita’’
‘’Park Jimin imnida’’ Jimin
sunbae mengulurkan tanganya kepadaku dan tersenyum menunjukan eyesmilenya
‘’Eun Hana imnida’’ aku
membalas uluran tanganya
*Eun Hana pov end*
*Author pov*
‘’Eun Hana imnida’’ Hana
membalas uluran tangan Jimin lalu kembali fokus ke bukunya. Tidak hanya
Taehyung dan Hana yang fokus dengan bukunya, Jimin juga ikut mengambil salah
satu dari setumpukan buku itu dan membuka lembar demi lembar halamanya,
sesekali mata Jimin bergerak ke arah Hana tanpa sepengetahuan Eun Hana
‘’Apa aku menyukainya’’
pikir Jimin
Tak lama kemudian sebuah
darah segar keluar dari hidung Eun Hana, Jimin yang melihat hal itu langsung
terpenjat
‘’Eun Hana, gwaenchanayo?’’
Tanya Jimin.
‘’Gwaenchana’’ Hana mengelap
darah yang masih keluar lewat hidungnya, ia merasakan hal aneh pada dirinya. Seperti
ada yang menusuk pada tulang tulang yang masih tersusun rapi di tubuh Hana
sebelum akhirnya ia pingsan tak sadarkan diri
‘’Hana!!’’ Taehyung
menjatuhkan buku yang ia baca dan mendekati Hana
‘’Aku akan membawanya ke UKS’’
cletuk Jimin yang sudah tau Taehyung akan menggendong Hana langsung menghentikanya
‘’Ne’’
Eun Hana masih menutup rapat
matanya, ia masih belum sadar. Park Jimin dan Kim Taehyung juga masih setia
menunggunya di ruang UKS, mereka berdua duduk di kursi yang sudah disediakan.
‘’Hyung,, kau tetap disini,
aku akan pergi ke toilet sebentar’’ Taehyung bangkit dan beranjak ke toilet
‘’Ne’’
Jimin menatap lekat lekat
yeoja didepanya, jantungnya berdegup kencang. Ia mendekatkan wajahnya ke wajah
Hana
‘’Sungguh manis’’ gumanya
Jimin menggigit bibir
bawahnya mencoba menahan nafsu yang muncul pada dirinya
‘’Eughhh... Kim Taehyung’’
lirihan kecil muncul di bibir Eun Hana, dengan cepat Jimin menjauhkan wajahnya
‘’Mwo! Kim Taehyung!! Upss’’
Jimin menutup mulutnya dengan tanganya. Terlambat! Eun Hana sudah membuka
matanya sedikit dan memutar bola matanya seolah olah mencari seseorang
‘’Dimana Taehyung?’’
lirihnya
‘’Hana-ah, kenapa kau
mencari Taehyung’’ pikir Jimin
‘’Dia di toilet’’
Senyuman yang sempat Eun
Hana pancarkan tiba tiba menghilang, ia kembali dengan wajah yang murung
------------------------------00---------------------------
Bel tanda istirahat
berbunyi, Eun Hana berjalan menuju atap sekolah, tempat yang sangat ia sukai. Disana
ada ia bisa menghirup udara segat dan melihat pemandangan kota Seoul di siang
hari. Tunggu! Ia tidak sendirian, Park Jimin sunbaenya diam diam mengikuti Eun
Hana sampai ke atap sekolah, Jimin menatap leka lekat yeoja didepanya yang
sedang merenggangkan tanganya menikmati hembusan angin sambil memejamkan
matanya.
‘’Kau suka disini?’’
Eun Hana terpenjat, ia
membalikan badanya dan mendapati Jimin sudah berada tepat dibelakangnya
‘’Apa yang kau lakukan
disini sunbae? Apa kau mengikutiku?’’ Hana mengernyitkan alisnya
‘’Aku mengikutimu’’ ‘’Ada
yang harus kita bicarakan’’
‘’Mwo?’’
‘’Saranghae?’’ ucap Jimin
pelan, ia menatap Hana seolah olah memohon jawaban tapi tak lama kemudian Eun
Hana membuang tatapanya
‘’Mian, sunbae.. Aku tidak
bisa’’
‘’Apa ini karena Taehyung?’’
Jimin mengernyikan dahinya
‘’Mianhae sunbae’’ hanya itu
yang diucapkan Hana, ia berjalan dengan langkah lebar meninggalkan Jimin yang
pertahanan kakinya sudah runtuh
Eun Hana masih
menenggelamkan wajahnya dibalik tanganya yang sekarang ia lipat di atas meja, Hana
masih terisak dengan ucapan Jimin tadi ia sama sekali tidak menyangka kalau
Jimin sunbae menyukainya sedangkan ia menyukai Kim Taehyung
‘’Mianhae Jimin sunbae’’
isaknya
Kringggggg..............
Jam istirahat di Seoul
International High School berakhir, Jimin yang masih berada di atap sekolah
sejak tadi mendengar bunyi bel itu segera beranjak ke kelasnya. Ia berjalan
dengan langkah yang terhuyung huyung dan menghempaskan kesebuah kursi.
Tap’tap
Suara langkah kaki itu
berhenti di samping Jimin, Kim Taehyung namanya. Ia juga ikut menghempaskan
tubuhnya di samping Jimin
‘’Kau terlihat murung
Jimin-ah’’ Taehyung memulai pembicaraan, ia merasa heran dengan sahabatnya yang
sudah berubah sejak istirahat tadi
‘’..’’
Jimin masih terdiam tak
berkutip sedikitpun, ia bahkan tidak memberikan pandanganya ke Taehyung
‘’Apa yang terjadi padamu
Jimin-ah’’
PUKK’ Taehyung menepuk
pundak Jimin pelan
‘’Yak!, kau ini’’ ‘’Aku yakin, Eun Hana menyukaimu’’ cletuk
Jimin
‘’Kau ini bicara apa?’’
‘’Aku mengetahui yang
sebenarnya, dia memang menyukaimu dengan tulus. Sungguh’’ Jimin mencoba
meyakinkan Taehyung
Kim Taehyung mencoba
mencerna kata kata yang baru dikatakan Jimin di dalam otaknya
‘’Apa benar? Aku juga
menyukaimu Eun Hana’’ batin Taehyung
‘’Geumanhae’’
--------------------------------00--------------------------------
Eun Hana masih memusatkan pandanganya ke buku
buku yang tersusun rapi di rak buku, toko buku ini memang tempat Eun Hana untuk
menambah koleksi bukunya yang tak lain adalah novel dan komik. Bola matanya
terus memperhatikan dengan teliti buku yang ada didepanya.
‘’Eotokhe? Kau sudah
menemukan bukunya’’ cletuk yeoja memecahkan keheningan yang berumur lebih tua
darinya, ia Eun Minri satu satunya kakak perempuan yang ia miliki sekaligus
keluarga yang Eun Hana miliki karena kedua orang tuanya sudah meninggal sejak
seitar 5 tahun lalu.
‘’Entahlah aku masih
bingung. Bagaimana deganmu eonni?’’
‘’Aku hanya melihat lihat
saja’’
Eun Hana terus memindai
mindai setiap buku yang ada. Bola matanya berbinar pada sebuah novel berjudul HURT, Tanganya
beralih mengambil novel itu, dan pada saat yang bersamaan seseorang juga
mengambil Novel itu. Sontak Hana langsung melepaskan tanganya pada novel itu
‘’Mianhae’’
‘’Hey.. Hana’’ timpal orang itu
‘’Ne,
Taehyung kau disini juga’’
‘’Aku
memang sering datang kesini’’ singkatnya
‘’Siapa
namja ini?’’ Eun Minri mendekat dan berdiri disamping Hana, ia mengernyitkan
dahinya
‘’oh, Kim
Taehyung imnida’’ Taehyung memperkenalkan dirinya sambil membungkuk 90` ke Eun
Minri
‘’Taehyung..’’
‘’Aku Eun Minri kakak Hana’’
‘’Ne’’ ‘’Eun
Hana-ah, bagaimana kalau kita yang membeli buku ini’’ Taehyung menunjukan buku
yang tadi sempat dipilih Hana yang berjudul Hurt
‘’Arrachi,
masing masing membayar 10.000 won lagipula harga buku ini 20.000 won’’
‘’Ne’’
Taehyung akhirnya menyetujui saran Hana
‘’Hana-ah
aku lupa kalau hari ini aku akan bertemu temanku di Gangnam’’ ucap Eun Minri
tiba tiba
‘’Noona
pergilah, aku akan mengajak Eun Hana jalan jalan’’
‘’Gomawo,
Taehyung-ah jaga adikku ne’’
Tak lama
setelah itu Eun Minri pergi meninggalkan Taehyung dan Hana yang masih berdiri
di toko buku
‘’Kau
akan mengajaku kemana?’’ Hana mendogak karena tubuh Taehyung yang cukup tinggi
Taehyung
tak menjawab pertanyaan Eun Hana, dia hanya menunjukan smirk andalanya dan
mendorong Eun Hana untuk masuk ke mobilnya.
‘’Geumanhae,
aku hanya ingin makan tteokboki’’
Sedari
tadi aku meminum Bubble Tea yang berada di depanku tama berselera sama sekali,
namja didepanku masih melahap tteokboki yang sudah dipesanya tadi. Taehyung
menoleh kearahku, aku membalas pandanganya, ia tersenyum menunjukan deretan
gigi putihnya.
‘’Kau
benar benar tidak lapar?’’ tanyanya
‘’Ani’’
‘’Bukankah
kau besok harus berangkat lebih awal ke sekolah Moon seongsaenim memberikan jam
tambahan’’ Taehyung menghentikan aktifitasnya mengunyah tteokboki yang berada
di mulutnya
‘’Darimana
kau tau?’’ Eun Hana menatap heran ke arah Kim Taehyung
‘’Itu
tidak penting. Yang penting kau harus berangkat awal, apa kau sanggup?’’ Kim
Taehyung mengembungkan pipinya
‘’Mollayo.
Setiap hari saja aku selalu terlambat masuk’’
‘’Arraseo.
Aku akan membuatmu bangun lebih awal dengan caraku sendiri’’
Taehyung
melanjutkan kunyahanya dan tersenyum penuh rencana untuk pagi besok
05:00 KST
Ge..Gee...
Gwiyomi...Gwiyomiii.... (anggap aja suara panggilan masuk, author bingung) Ponsel
Hana masih berdering sejak tadi,, Eun Hana juga masih memejamkan matanya tak
lama setelah itu ia mencoba bangun. Mengerjapkan matanya sebentar dan meraih
ponsel yang berada disampingnya. Dilayar ponselnya tertera nama Kim Taehyung,
Ya! Kim Taehyung namja iu menelfonya dipagi buta ini.
‘’Yeoboseo...’’
ucap hana
’’Ige keutiraneunke simkamnaji anhat heunde ondong nereul
nubinke onjeilman katattneunde na maeil bameul kkobak saege danineuro yok
bwattji dehwihan damen keujeodo keoui motkaji jolebeul hago sigani kado uril
jeoldae ijima sgani kado yeongwonhi kieokhe’’
Taehyung mulai bernyanyi mengeluarkan suara emasnya, dengan
cepat Hana membuka matanya lebar lebar
‘’Omo..’’ ‘’Taehyung!’
‘’Ne, aku sudah berhasil membangunkanmu bukan.. cepatlah
mandi, aku ingin berangkat bersamamu’’ jelasnya
Tap’tap’tap’tap
Eun Hana mulai menuruni tangga dirumahnya, ia membulatkan
matanya seketika melihat Taehyung sudah berada di ruang tamu bersama Ein Minri
‘’Mwo! Pagi sekali kau datang taehyung-ah’’
Kim Taehyung hanya memberikan smirk andalanya
‘’Taehyung-ah bukankah kau menyukai adikku?’’ Tanya Eun
Minri
‘’ah.. ah itu. Kenapa noona menanyakanya?’’ jawab Taehyung
gugup
‘’Aniya kenapa kau tidak menyatakan perasaanmu saja’’ ‘’Dia
juga menyukaimu’’ Eun Minri berlalu sambil mengatakan kalimat itu dengan nada
yang terdengar seperti bisikan
----------------------------------------00----------------------------------------------
Siang itu Eun Hana masih menggoreskan pensinya di selembar
buku gambar, Jeon seongsaenim seorang guru pelajaran Seni lukis masih berjalan
mengelilingi murid sambil mengecek lukisan mereka.
Tiba tiba setetes darah segar menetes di buku gambar yang sedang Eun Hana gunakan, Eun
Hana terkejut dan segera beranjak ke toilet untuk membersihkan darah yang masih
keluar dari hidungnya itu. Tisu putih yang Hana gunakan sekarang berubah
berwarna merah lalu tisu itu ia masukan ke tempat sampah.
‘’Apa yang terjadi dengan diriku?’’ pikirnya
Kringgg.... bel tanda istirahat telah berbunyi, Eun Hana
tidak kembali ke kelasnya. Toh sekarang Jeon seongsaenim sudah pergi dan
meninggalkan lukisanya yang sudah tertetesi darah. Eun Hana akhirnya melangkah
ke atap sekolah, tempat kesukaannya. Ia mulai melewati koridor sekolah dan
menaiki beberapa tangga dan akhirnya sampai di atap.
‘’Kau disini’’ tak lama kemudian sebuah suara terdengar dari
arah belakang Hana, dan itu membuat Hana terkejut dan menoleh ke belakang
‘’Taehyung. Wae?’’
‘’Aku hanya mencarimu’’ Taehyung menatap ke wajah Hana
dengan teliti dan menemukan setitik darah keluar dari hidung Hana. Ya, darah
itu keluar lagi. Taehyung mengulurkan tanganya dan membersihkan darah itu
‘’Kau tidak apa apa?’’
‘’Ne’’ singkat Eun Hana ‘’Kenapa kau begitu perhatian
denganku? Bukankah kita hanya berteman’’
‘’Eun Hana-ah bolehkan aku mengatakan hal yang bodoh. Aku
melakukanya karena aku menyukaimu, saranghae’’
‘’Taehyung-ah,, paboya aku akan mengatakan hal yang lebih
bodoh lagi’’ ‘’Nado saranghae Kim Taehyung’’
Kim Taehyung mendekatkan tubuhnya dan mulai mendekap Eun
Hana, perlahan dekapanya semakin erat. Eun Hana merasakan hangat dan bahagia..
Kebahagiaan itu hanya dapat Eun Hana rasakan beberapa menit,
kini tubuhnya mulai merasakan sakit bahkan amat sangat sakit seperti ditusuk
ribuan jarum. Kepalanya pun sudah pusing, pandangan matanya sekarang sudah
mulai kabur sampai akhirnya ia jatuh dan tak sadarkan diri.
‘’Hana-ah ireona,, apa aku menyakitimu?’’ Kim Taehyung menggoncangkan tubuh Hana pelan
dan menggenggam tanganya.
Ini sudah kedua kalinya terjadi pada Eun Hana, ia pingsan
setelah mengeluarkan darah dari hidungnya. Tanpa pikir panjang Kim Taehyung
segera membawa ke rumah sakit
#SEOUL INTERNATIONAL HOSPITAL
Eun Hana masih terbaring lemas di ranjang rumah sakit,
beberapa selang yang tersambung ke tubuhnya masih melekat ditemani alat alat
medis rumah sakit yang cukup canggih. Kim Taehyung juga masih menunggu
yeojachingunya itu sambil duduk di kursi sebelah Ranjang dan menggenggap erat
tangan Hana yang terasa dingin.
‘Cklek’
‘’Bagaimana keadaanya?’’ Eun Minri yang sudah diketahui
namanya itu membuka pintu dan berjalan mendekati Eun Hana adiknya yang masih
memejamkan matanya dari tadi
‘’Dia masih belum sadar, hasil Lab nya juga belum dokter
berikan’’
‘’Hana-ah aku harap kau segera sadar’’ Minri mengusap rambut
Hana dengan pelan.
20:00 KSTSuara monitor dalam ruangan itu masih terdengar
jelas, Eun Hana masih menutup rapat matanya. Ia masih belum sadar juga
‘’Taehyung-ah lebih baik kau pulang dulu, pasti eomamu
mencarimu’’ Eun Minri memulai percakapaan dan memecah keheningan
‘’Tapi bagaimana dengan Hana?’’
‘’Aku akan menjaganya. Kau boleh datang lagi besok pagi’’
Jelas Minri
‘’Arraseo’’ Kim Taehyung akhirnya berlalu meninggalkan Rumah
Sakit.
Seoul yang cerah, Minri masih berada di rumah sakit menunggu
adiknya sadar. Sesekali ia melihat kesebuah jam yang melingkar di tangan
kirinya,jarum jamnya sudah menunjukan 07;00 KST namun Kim Taehyung juga belum terlihat
berada di rumah sakit itu.
‘’Eughhh’’ sebuah leguhan kecil terdengar di telinga Minri,
Minri menoleh ke arah Eun Hana yang sedang membuka matanya dengan perlahan
‘’Kau sudah sadar’’ tanya Eun Minri pelan
‘’Ne, dimana Taehyung’’ Eun Hana memutar bola matanya
mencari sosok namja yang ia cari, Kim Taehyung. Namun Hana tak melihatnya.
‘’Semalam ia pulang. Ia terlihat sangat lelah jadi aku
menyuruhnya untuk pulang. Keundae Taehyung akan datang lagi hari ini’’ jelas
Minri
‘’Eonni pulanglah, kau terlihat sangat mengantuk’’
‘’Aniya, aku harus menjagamu’’ timpal Minri
‘’Geumanhae.. nan gwaencana, eonni bisa datang lagi nanti
sore. Lagi pula Taehyung akan menjagaku’’
‘’Baiklah’’
Akhirnya Minri memutuskan untuk pulang, ia mengambil tas
yang berada di meja yang tak jauh darinya ban bergegas pulang.
Eun Hana berusaha bangkit, namun sakit pada tubuhnya
menghentikan niatnya untuk bangun akhirnya ia memutuskan untuk tetap diam di
ranjang rumah sakit.
‘Cklek’
Seorang dokter Lee dibantu oleh susternya membuka pintu dan
masuk ke ruang Hana, dan mengecek kondisi Hana
‘’Dimana keluargamu?’’
‘’Mereka pulang, dokter apa yang sebenarnya terjadi pada
tubuhku? Kenapa rasanya sangat sakit?’’ Eun Hana mencoba menanyakan tentang
penyakitnya
‘’Kami tidak bisa memberitahumu, tau keadaanmu akan lebih
parah dari sekarang’’
‘’Kumohon, beritahu aku. Aku akan memastikan kalau aku baik
baik saja’’
‘’Tapi...’’
‘’Jebal’’ Hana memotong kata kata Dokter Lee
‘’Baiklah’’ ‘’Tolong bawa dia ke ruanganku’’ Dokter Lee
menyuruh susternya untuk membawa Eun Hana ke ruanganya menggunakan kursi roda. Setelah
botol infus sudah dikaitkan pada kursi roda tersebut suster kemudian mendorong
kursi itu menuju ruangan Dokter Lee.
*Author pov end*
*Eun Hana pov*
Dokter Lee memberikan selembar kertas yang berisi hasil Lab
nya, aku mengulurkan tanganku dan menerima kertas itu. Mataku terpusatkan pada
kalimat paling bawah pada kertas itu.
‘Leukimia Akut’
Kuhembuskan nafas panjangku. Ini sama sekali tidak
kupercaya, bagaimana aku bisa menderita penyakit ini? Dan sejak kapan penyakit semacam kangker darah ini
menggerogoti tubuhku? Umurku sudah tidak panjang lagi, aku akan meninggalkan
semuanya. Bahkan Kim Taehyung namja yang sangat kucintai juga harus
kutinggalkan. Tanpa kusadari buliran buliran air mata sudah berjatuhan
membasahi pipiku, aku menangis.
‘’Kau harus sabar noona’’ ‘’ Aku sudah bicara denganmu kalau
kau tidak perlu mengetahui penyakit ini, tapi kenapa kau keras kepala’’ Dokter
mencoba menenangkanku
‘’Geumanhae, aku ingin kau tidak memberitahukan hal ini
dengan kakaku dan namjachinguku’’
‘’Baiklah kalau itu maumu. Penyakit ini bisa disembuhkan’’
‘’Bagaimana?’’ aku mengernyitkan alisku
‘’Kau harus menjalani terapi selama satu kali dalam seminggu
sampai penyakit ini hilang’’ jelas dokter Lee
‘’Baiklah akan kucoba’’
Sekitar tiga hari berlalu, kini aku sudah keluar dari Seoul
International Hospital. Aku begitu terpukul saat pertama kali mengetahui kalau
akau didiagnosa penyakit Leukimia, sekarang harapanku sudah tidak muluk nuluk
lagi, aku hanya ingin melihat orang orang yang berada disisiku tersenyum
bahagia dan aku juga tidak akan memberitahu tentang penyakitku kepada orang
lain, aku tidak mau meraka menangis pada saat aku pergi meninggalkan dunia ini.
Yang jelas sekarang aku berusaha menjalani hidup senormal mungkin tanpa ada
masalah apapun, bahkan seolah olah aku baik baik saja.
Aku melangkahkan kakiku melewati
gerbang sekolah dan menginjakan kakiku di koridor sekolah yang masih cukup
sepi. Aku melihat jam yang berada di tangan kiriku 07:00 KST pantas saja sepi,
jam pelajaran di Seoul International High School akan dimulai jam 08:00. Aku
memutuskan untuk pergi ke atap sekolah untuk sekedar menenangkan diri dan
menghirup udara segar disana. Aku sampai, kubuka pintu kaca yang menjadi
pembatasku untuk keluar dan melihat pemandangan Seoul, aku mulai merentangkan
tanganku dan memejamakan mataku perlahan sambil menikmati udara Seoul yang
dingin.
Grep! Sebuah tangan yang cukup kekar
memeluk tubuhku dari belakang, aku terkejut dan membuka mataku lalu mendapati
Kim Taehyung sedang memeluku sambil menopang dagunya pada pundaku dan
membisikan sesuatu.
‘’Saranghae’’
‘’Nado saranghae Taehyung’’
balasku
Aku melapaskan pelukanya dan membalikan
badanku
‘’Mian, aku harus pergi’’ ucapku
lalu berlalu meninggalkan Taehyung
‘’Apa kau tau Eun Hana-ah
bogoshipoyo,, neomu bogoshipoyo’’Teriaknya saat aku sedang berjalan
meninggalkanya
‘’Mianhae Taehyung-ah aku berusaha
menjauhimu, toh aku juga akan pergi untuk selamanya’’ batinku
Mungkin setitik air mata sudah
berada di ujung kelopak mataku, aku tidak mau Taehyung melihatku menangis jadi
kuputuskan untuk pergi meninggalkan Taehyung. Aku semakin cepat melangkahkan kakiku menuju kelas. Bruk’
kuhempaskan tubuhku di bangku kelas dan mengambil sebuah buku novel berjudul Hurt, ya! Itu adalah novel yang kubeli di toko
waktu lalu menggunakan uangku dengan Taehyung. Tanganku mulai membuka lembaran
lembaran novel itu, mataku juga sudah teliti dengan deretan deratan kalimat di
buku itu.
Kring.... Bel tanda pulang sekolah
berbunyi, aku membereskan semua buku pelajaranku yang berada di mejaku dan
bergegas pergi.
Drrttt drrttt... ponselku bergetar,
kemudian tanganku segera beralih ke sakuku untuk mengambil ponsel itu
“Aku ingin kau pulang denganku”
Taehyung
Kim Taehyung, namja itu mengajaku
untuk pulang bersamanya tapi tawaran itu sengaja kutolak karena hari ini adalah
jadwalku untuk kemoterapi soal penyakit leukimiaku ini.
‘’Mianhae Taehyung-ah, besok saja. Hari
ini banyak tugas dari seongsaenim yang harus kukerjakan’’ balasku kepada
Taehyung.
Aku mulai menelfon taxi langgananku
untuk mengantarku ke rumah sakit. Sekitar 7 menit aku duduk di halte bus
menunggu taxi itu sampai akhirnya taxi itu tepat berada di depanku.
Seoul International Hospital,
disinilah rahasia besarku. Tidak ada yang tau kalau aku mengidap Leukimia
selain pihak rumah sakit ini. Bau obat yang menusuk sudah mulai tercium olehku,
aku mulai melewati beberapa kamar pasien disini dan akhirnya setelah beberapa
menit menginjakan kaki di rumah sakit ini akhirnya aku sampai di ruangan Dokter
Lee.
Cklek’ aku mulai membuka pintunya dan
mendapati sosok dokter Lee sedang duduk di meja kerjanya dengan santai.
‘’Agashi, masuklah’’ dokter Lee
mempersilahkanku masuk ke dalam dan aku menurutinya
.
.
.
.
‘’Agashi, penyakit ini masih belum ada
perkembangan. Kau harus selau datang untuk kemoterapi seminggu sekali, aku
menyiapkan obat dan beberapa ramuan yang harus kau minum setiap hari’’ dokter
Lee menyerahkan sebuah tas yang tidak terlalu besar kepadaku
‘’Arraseo’’Aku mengambil tas itu dan
beranjak pergi.
Aku masih berjalan di koridor rumah
sakit, mataku tertuju pada seorang anak kecil sendirian yang berada di sebuah
taman yang tak jauh dari tempatku sekarang. Aku memutuskan untuk
menghampirinya.
‘’Hey. Bolehkah aku duduk di sampingmu’’
tanyaku pada yeoja kecil ini. Aku menatap wajahnya yang putih. Yeoja ini sangat
pucat tapi ia masih terus berusaha tersenyum keadaku
‘’Tentu saja eonni’’
‘’Kau sendirian?’’ tanyaku pelan namun
yeoja kecil itu tak mengatakan apapun dan hanya mengangguk kepadaku
‘’Siapa namamu?’’
‘’Lee Yoon Ra. Eonni?’’
‘’Eun Hana inmida. Kau sakit apa?’’
‘’Kanker, tapi eoma tak menjelaskan
kepadaku apa itu penyakit kanker’’
Gadis yang polos, ia masih berumur
sekitar 7 tahun sudah divonis menderita kanker. Aku menatap setiap inci
tubuhnya, rambut di kepalanya memang panjang tapi sangat tipis yang menandakan
kalau kankernya sudah mencapai stadium 4.
‘’Yoon Ra, kajja kita kembali ke
kamar. Kau sudah lama berada di luar’’ seorang dokter lengkap dengan jes
putihnya yang panjang berjalan mendekati kami
‘’Eonni, aku pergi dulu. annyeong’’
Yoon Ra berlari kecil sambil melambaikan tanganya ke arahku
‘’Ne’’
Jam di tangan kiriku sudah menunjukan
sekitar pukul tujuh malam. Setelah Yoon Ra pergi meninggalkanku aku memutuskan
untuk pulang ke rumah.
*Eun Hana pov end*
*Author pov*
‘’Eonni, aku pergi dulu. Annyeong’’
melambaikan tanganya ke Hana yang masih duduk di bangku taman rumah sakit. Yoon
Ra berlari kecil ke arah dokter dan berlalu.
Setelah Yoon Ra berlalu sekitar
beberapa detik yang lalu akhirnya Eun Hana juga memutuskan untuk pulang
meninggalkan rumah sakit.
‘’Aku pulang’’ Eun Hana masuk ke
rumahnya yang tidak terlalu besar karena memang rumah ini hanya ditinggali oleh
Hana dan Eun Minri kakaknya
‘’Apa saja yang kau lakukan di rumah
sakit?’’ Minri yang baru mucul dari arah dapur langsung menembak Hana dengan
pertanyaanya.
‘’A.. ah itu, bagaimana eonni bisa
tau?’’ ucap Hana gugup
‘’Yak kau ini, tadi aku mengikutimu’’
‘’Mengikuti!’’ Eun Hana terkejut dan
sedikit menaikan nada bicaranya, ia memutar bola matanya dan berpikir kalau
kakaknya mengetahui apa yang terjadi pada dirinya
‘’Eun Hana-ah aku tau tentang
penyakitmu, ini memang sulit dipercaya. Tapi asal kau tau saja, eoma kita
meninggal juga karena penyakit yang sama denganmu. Leukimia’’ Minri akhirnya
meneteskan air matanya setelah menceritakan tentang penyakit eomanya
‘’Eoma’’ Eun Hana sudah tidak bisa
menopang tubuhnya lagi, kakinya bergetar sampai ia terjatuh. Air matanya juga
ikut keluar dengan sangat deras
‘’Bagaimana eonni bisa menyembunyikan
semua ini denganku? Apakah nasibku akan sama seperti eoma’’ Hana terisak dalam
tangisanya
Malam ini semuanya terbongkar, tentang
penyakit leukimia nya. Bahkan Hana juga telah mengetahui tentang eoma nya yang
meninggal saat ia kecil karena penyakit leukimia.
Eun Hana masih tenggelam dalam mimpinya, namun
cahanya matahari yang sudah cukup terang mulai masuk ke kamarnya melewati celah
celah kecil. Kim Taehyung namjachingunya sudah menunggu di ruang tamu dari
sekitar setengah jam yang lalu, ia masih terdiam ditemani oleh tas sekolahnya.
‘’Aigo,, lama sekali Hana’’ gerutunya
‘’Hana-ah ireona, Taehyung sudah
menunggumu’’ Minri berteriak dari dapur
Tidak ada jawaban dari Hana, ia masih
terlelap dibalik selimutnya
‘’Yak yeoja ini benar benar’’ Dengan
sedikit kesal Minri melangkah ke kamar Hana diikuti Taehyung dibelakangnya
‘’Ireona’’
Minri menggoyangkan tubuh Hana pelan
dan hal itu bisa membuat Hana membuka matanya dengan perlahan, ia mengucek
matanya sebentar dan mendapati Minri dan Taehyung sudah berada di depanya.
‘’Hey jam berapa sekarang, kenapa kau
datang pagi sekali’’ Hana mengernyitkan alisnya sambil menatap Taehyung bingung
‘’Pagi? Lihat itu’’
07:00 KST
‘’Yak! Omona!’’ dengan cepat Hana
turun dari ranjang dan segera membersihkan dirinya lalu berangkat ke sekolah.
Kriiingggg..... Bel tanda masuk sudah
berbunyi, Taehyung dan Hana yang mendengar bel itu dari kejauhan segera berlari
dengan cepat menuju sekolah karena memang saat itu mereka belum sampai di
sekolah.
‘’Kita terlambat!’’
Kim Taehyung menggenggam tangan Hana
dengan sangat erat dan mulai berlari
‘’Eoh, kita terlambat, pasti kepala
sekolah akan menghukum kita’’ gerutu Hana
‘’Yak Kim Taehyung dan Eun Hana,
kalian terlambat. Sekarang kalian harus lari mengelilingi sekolah 5 kali’’
perintahnya
‘’Aishh’’ Hana mengacak rambutnya
kesal
Taehyung dan Hana hanya bisa menuruti perintah
kepala sekolah, mereka mulai berlari mengelilingi sekolah.
Nafas Hana mulai terengah engah saat
putaran ke2, ia memelankan larinya dan mulai merasakan sakit di tubuhnya dan
pusing. Tangan Hana beralih memegangi pelipisnya, bayangan di matanya sudah
mulai kabur kemudian ia pingsan. Kim Taehyung yang melihat itu segera
menolongnya, matanya tertuju pada hidung Hana yang mengeluarkan darah.
‘’Darah lagi’’ batinya, akhirnya ia
memutuskan untuk mengantar Hana ke rumah sakit
Alat medis masih bekerja dengan baik. Namun
bagaimana dengan Eun Hana sebaliknya, ia sangat lemah. Bahkan untuk berjalan
saja Hana tidak bisa. Ia hanya bisa membuka matanya dan menggerakan tanganya
sedikit. Kini Leukimianya sudah menggerogotinya, semua bagian tubuhnya sekarang
menjadi dingin seperti mayat tapi Hana masih hidup. Dokter sudah mengatakan
kalau kemungkinan Hana untuk sembuh sangat sedikit, hanya 5% saja. Taehyung
belum mengetahui semua ini, Hana dan Minri memang tidak memberitahukan hal ini
kepada siapapun karena mereka sengaja mengatakan kalau Hana baik baik saja.
To: Kim Taehyung
Taehyung-ah aku disini baik baik saja,
jebal jangan tanyakan kabarku lagi kepada eonniku. Aku lebih senang jika kau
menjauh dari diriku, aku tidak mau kau terluka dan menangis saat disisiku
nanti. Jebal, jauhi aku. Saranghae. Eun Hana
Setelah Taehyung membaca surat yang
diberika Minri, ia mengeluarkan buliran buliran air mata membasahi pipinya. Masih
menatap selembar kertas putih itu, ia terisak. Bahaimana tidak! Yeojachingunya
menyuruhnya untuk menjauh sedangkan Taehyung sangat mencintainya.
#beberapa hari kemudian
Eun Minri masih setia menunggu Hana
yang terbaring lemas. Tiba tiba suara monitor di ruangan itu berunyi dengan
cepat, Minri terpenjat dan segera menekan tombol darurat untuk memanggil Dokter
Lee. Monitor itu kemudian berhenti mengeluarkan suaranya, rasa cemas semakin
timbil dihati Minri. Ia takut kalau akan kehilangan adiknya.
Cklek’ dokter Lee masuk dan segera
mengecek kondisi Hana dengan alat medisnya.
‘’Mian, Eun Hana sudah tidak bisa
diselamatkan lagi’’
Hanya itu yang dapat dokter Lee
ucapkan. Sekarang Hana sudah pergi meninggalkan semuanya, airmata masih
membanjiri pipi Minri ia tidak tau harus berbuat apa lagi, kakinya memelas dan
Minri terjatuh.
Pemakaman Eun Hana berjalan dengan
baik, semua teman teman Hana di sekolahnya tidak ada yang mengetahui hal ini.
Minri masih terisak memandangi nisan didepanya yang bertuliskan Eun Hana, Hana
memang dimakamkan tepat disamping makam orangtuanya. Minri teringat kalau
sebelum meninggal Hana pernah menulis surat untuk Taehyung yang terakhir
kalinya. Sehari setelah pemakaman Hana, Minri berniat untuk pergi ke sekolahnya
untuk mengantarkan surat yang akan diserahkan Taehyung.
To Kim Taehyung.
Taehyung-ah terimakasih kau sudah
mengabulkan permintanku, kau sudah menjauhiku. Terimakasih untuk semuanya, aku
ingin kau terus menjauhiku sampai kapanpun, dan bahkan aku ingin kau membenciku
untuk selamanya. Karena aku akan pergi untuk selamanya. Meninggalkanmu dan
meninggalkan eonniku, sekarang Leukimiaku sudah tidak bisa disembuhkan lagi. Mungkin
aku akan meninggal di bulan ini, maaf kalau selama ini aku tidak memberitahumu
tentang penyakitku ini. Saranghae.
~END~
Sad ending.Udah habis tisu berapa? Aish,
mungkin belum pada nangis yeth. Ngapapa deh, yang penting akkinda udah bikin
sebaik mungkin. Jangan lupa komentarnya buat motivasi ffku selanjutnya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar